Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama

Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama mengapresiasi keputusan pemerintah pusat untuk tetap melanjutkan rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Buleleng. Peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan bandara itu direncanakan pada Agustus mendatang. Sebelumnya, pemerintah pusat menyebutkan pembangunan bandara Buleleng tidak layak berdasarkan hasil survei Bank Dunia (World Bank).

Adi Wiryatama mengatakan, pembangunan bandara Buleleng sudah diimpikan sejak lama oleh masyarakat Bali, sebagai solusi untuk mengatasi ketimpangan pembangunan antara Bali utara dengan Bali selatan. Karena itu, pembangunan bandara Bulelng harus diwujudkan. “Kami apresiasi keputusan Pemerintah Pusat untuk melanjutkan pembangunan bandara Buleleng. Ini kabar baik bagi Bali. Bandara itu impian masyarakat Bali,” kata Adi Wiryatama saat dikonfirmasi pada Minggu (1/4).

Mantan bupati Tabanan dua periode ini kembali menegaskan bahwa realisasi pembangunan bandara Buleleng terus dinantikan masyarakat Bali. Karena itu, agar pembangunan bandara itu mulai dikerjakan oleh investor, Adi Wiryatama meminta Kementrian Perhubungan (Kemenhub) untuk secepatnya mengeluarkan izin penentuan lokasi (Penlok). “Kami minta Kementerian Perhubungan secepatnya membuat kajian dan menerbitkan izin Penlok agar ada kepastian bandara itu mulai dibangun,” tegasnya.

Politikus senior PDIP ini menegaskan, pihaknya tak mempersoalkan lokasi pembangunan bandara Buleleng itu, apakah dibangun di atas laut atau di darat. “Silahkan diputuskan mau bangun di darat atau di laut. Masalah lokasi tak penting. Yang terpenting pembangunan Bandara Buleleng direalisasikan. Silahkan Kementerian Perhubungan memutuskannya,” tegas Adi Wiryatama.

Untuk diketahui, ada dua investor yang bersaing untuk menggarap pembangunan bandara Buleleng, yakni PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Bumi Panji Sakti dan PT Pembangunan Bali Mandiri (PT. Pembari). PT BIBU menawarkan konsep pembangunan bandara Buleleng di atas laut. Adapun PT. Pembari siap membangun bandara itu di daratan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memastikan rencana pembangunan Buleleng tetap dilanjutkan. Luhut mengatakan, rencana pembangunan bandara Buleleng itu dilanjutkan setelah mempertimbangkan masukan gubernur Bali Made Mangku Pastika terkait ketimpangan antara Bali Utara dengan Bali Selatan. Upaya untuk mengatasi ketimpangan itulah yang mendasari pemprov Bali mendorong dibangunnya bandara Buleleng tersebut.

Menurut Luhut, ground breaking pembangunan bandara itu direncanakan pada Agustus mendatang. Hanya soal tempat pembangunan bandara tersebut, apakah di darat atau di laut, belum diputuskan. “Mudah-mudahan Bapak Presiden bisa melakukan ground breaking (Bandara Buleleng) bulan Agustus mendatang,” kata Luhut di pelabuhan Benoa, Denpasar, Kamis (29/3).

Ia mengatakan, bersamaan dengan pembangunan bandara Buleleng juga dilakukan perluasan apron di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan membangun jalan tol yang menghubungkan Bali Utara dengan Bali Selatan serta membuat jalan lingkar. Semua prroyek tersebut dilakukan sekaligus untuk menunjang pengembangan sektor pariwisata di Indonesia yang sudah menjadi komitmen pemerintah pusat.

Kordinat di Kubutambahan
Sebelumnya diberitakan, bahwa kepastian tentang titik kordinat rencana Pembangunan Bandar Udara di Buleleng sudah disetujui di Desa Kubutambahan, Kec. Kubutambahan, Kabupaten Buleleng  oleh Kementrian Perhubungan pada  21 Desember 2017 lalu. Kini lokasi tersebut dapat dilakukan kegiatan lanjutan dengan kajian lebih rinci dalam rencana Induk Bandar Udara.Setelah sempat tarik ulur soal pembangunan Bandara di Buleleng Utara, pemerintah pusat agaknya memberi lampu hijau terkait rencana Bandar Udara di Bali Utara ini. Kepastian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, Kamis (29/3).

Kepastian titik koordinat juga dikuatkan oleh pernyataan disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, Kamis (29/3) saat berkunjung ke pulau Dewata.Bahwa dalam waktu dekat akan segera dilakukan peletakan batu pertama rencana pembangunan Bandar Udara di Buleleng.

Menurutnya, selain melakukan berbagai pengembangan infrastruktur untuk mendukung penyelenggaraan Annual Meeting IMF-WB 2018 di Bali, Oktober mendatang, pembangunan jangka panjang juga akan dilakukan. Pembicaraan ini dibahas dalam rapat kerja yang digelar, Selasa (27/3) di Jakarta dengan pihak Bapenas, Pemda Bali dan World bank.

Dalam rapat kerja dengan sejumlah menteri dan bidang terkait itu, ada persamaan pandangan terkait rencana pengembangan pariwisata di kawasan Bali Utara. Sudah dipastikan Bandara Bali Utara akan segera dibangun.

Ia mengutarakan pembangunan tinggal menyesuaikan jadwal, karena investasinya cukup besar. “Untuk lapangan udara di Bali Utara, peletakan batu pertama akan segera dilakukan. Namun untuk study-nya diharapkan segera bisa diselesaikan,” kata Menko Luhut saat ditemui usai meninjau kesiapan sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan Annual Meeting IMF-WB 2018 di Bali.

Dikatakan, study yang dimaksud adalah melanjutkan ke tahap studi rencana induk (master plan) dan aspek pembiayaan berdasarkan titik kordinat yang telah ditentukan.

Dengan disetujui titik koordinat Bandar Udara di Buleleng, berarti tidak ada lagi keraguan masyarakat Buleleng akan dibangunnya Bandar udara di Buleleng.

Menurut Luhut, meski pembangunan bandara Bali Utara akan dilakukan, namun pengembangan Bandara Ngurah Rai juga tetap dilakukan. Bahkan, dikatakannya, untuk kelancaran proyek perluasan bandara Ngurah Rai, Gubernur Bali Kamis (29/3) sudah mengeluarkan rekomendasi untuk itu. “Terkait renovasi bandara, akan mulai dikerjakan. Itu setelah Gubernur Bali mengeluarkan rekomendasi untuk perluasan apron seluas 45 hektare,” pungkasnya.

Untuk memunjang pariwisata di Bali Utara, selain pembangunan Bandara juga akan segera direalisasikan pembangunan tol menuju bali utara. Selain itu, untuk meratakan pariwisata di kawasan lain, jalan kiri dan kanan Bali, misalnya Tanah Lot, Karangasem juga akan diperbaiki.

Diharapkan Bali itu betul-betul lingkungannya bisa terpelihara, dan infrastrukturnya juga bisa jalan. “Saya kira itu sudah selesai. Jadi dengan pak Gubernur, dengan Pemda juga sudah,” ujar Luhut.

Dalam rangka persiapan IMF, untuk penyelesaian patung garuda wisnu kencana (GWK) saat ini progresnya sudah mencapai 60 persen. Bahkan, pada 20 Mei mendatang, akan dilakukan upacara secara adat Bali untuk pemasangan crown (mahkota) patung Wisnu. Sedangkan, pada tanggal 28 Agustus mendatang, akan dilakukan prosesi peresmian oleh Presiden Joko Widodo. “Penyelesaian patung GWK sudah mencapai 60 persen progresnya,” terangnya.

Selain melakukan peninjauan perluasan Bandara Ngurah Rai, Menteri Luhut juga mrlakukan peninjauan terkait kesiapan tempat pendidikan kepariwisataan di STP Bali. Selaim itu, juga meninjau kawasan ITDC Nusa Dua dan juga meninjau terminal cruise di pelabuhan Benoa.

Sementara itu, sebelumnya Presiden Direktur PT Pembari Roli  Irwananda mengucapkan terimakasi kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama yang mengapresiasi rencana pembangunan Bandar Udara di Buleleng. ‘’Saya berharap bahwa rencana Bandar Udara di Buleleng ini dilancarkan, sehingga masyarakat Buleleng memiliki rasa bangga terhadap daerahnya sendiri,’’ kata Roli kepada Metrobali.com.

Ia mengungkapkan, semakin jelas niat dan apresiasi pemerintah pusat dan daerah akan lahirnya Bandar Udara di Buleleng ini menunjukkan bahwa banyak pihak menginginkan terwujudnya Bandar udara itu. ‘’Selain itu, dengan semakin jelas posisi atau kordinat rencana Bandar Udara di Buleleng ini merupakan kado istimewa di Hari Ulang Tahun Kota Singarja ke-414,’’ kata Roli Irwananda.

Editor  : Nyoman Sutiawan