dolar

New York (Metrobali.com)-
Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena pernyataaan-pernyataan “hawkish” terbaru dari para pejabat Federal Reserve meningkatkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada akhir tahun.

Wakil Ketua Fed Stanley Fischer mengatakan pada Selasa pagi bahwa pasar tenaga kerja AS mendekati kekuatan penuh dan ia tidak mungkin untuk mengatakan apakah kenaikan suku bunga berikutnya akan menjadi “satu kali dilakukan,” menurut laporan media.

Pernyataan-pernyataan Fischer sesuai dengan komentar dia dan Ketua Fed Janet Yellen yang dibuat pada Jumat (26/8) di sebuah konferensi di Jackson Hole, Wyoming, menunjukkan bahwa waktu untuk menaikan suku bunga lagi sudah mendekati.

“Mengingat berlanjutnya kinerja solid dari pasar tenaga kerja serta prospek untuk kegiatan ekonomi dan inflasi, saya percaya alasan untuk peningkatan suku bunga federal funds telah menguat dalam beberapa bulan terakhir,” kata Yellen.

Para analis mengatakan hal itu memungkinkan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga secepatnya pada September. Tetapi sekitar 71 persen dari 62 ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal pada bulan ini menyakini bahwa Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunganya.

Di sisi ekonomi, Indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board datang di 101,1 pada Agustus, naik dari 96,7 pada Juli serta lebih tinggi dari konsensus pasar.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,56 persen menjadi 95,116 pada akhir perdagangan, level tertinggi dalam tiga minggu.

Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh ke 1,1137 dolar dari 1,1190 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3078 dolar dari 1,3114 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,7505 dolar dari 0,7578 dolar.

Dolar dibeli 103,10 yen Jepang, lebih tinggi dari 101,94 yen di sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,9840 franc Swiss dari 0,9777 franc Swiss, dan beringsut naik menjadi 1,3088 dolar Kanada dari 1,3013 dolar Kanada. ANT