Basuki Tjahaja Purnama (Ahok/kanan) dan Djarot Saiful Hidayat (Djarot) di kantor DPP PDI Perjuangan Jakarta Selasa 20 September 2016 (Foto: VOA/Andylala).

Teka-teki posisi apa yang akan dijabat oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terjawab sudah. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Ahok akan menjadi Komisaris Utama PT Pertamina.

Menteri BUMN Erick Thohir telah menunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi komisaris utama PT Pertamina. Terkait penunjukan tersebut, Ahok belum mau berkomentar banyak terkait hal ini.

“Terima kasih atas atas perhatian dan dukungannya. Bisa nanya ke Pak Menteri saja,” ujarnya dalam pesan singkat kepada VOA, Sabtu (23/11).

Sebelumnya Erick Thohir mengatakan sebagai komisaris utama PT. Pertamina, Ahok akan didampingi oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikit sebagai wakil komisaris utama.

“InsyaAllah sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan jadi Komut (komisaris utama.red) Pertamina. Akan didampingi Pak Wamen Budi Sadikin jadi wakil komisaris utama. Nanti juga ada direktur keuangan yang baru, yaitu Ibu Emma (Emma Sri Martini.red) yang sebelumnya Dirut Telkomsel, karena memang khan yang sebelumnya Pak Pahala (Pahala Mansury.red) khan ada tugas baru juga sebagai Dirut BTN dan Komut Pak Chandra Hamzah,” ujar Erick saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11).

Terkait adanya penolakan dari Serikat Pekerja PT Pertamina, Erick mengatakan setiap orang yang mempunyai jabatan, pasti memiliki pro dan kontra. Ia pun mengajak semua pihak untuk jangan berburuk sangka terlebih dahulu, dan membiarkan Ahok dan juga direksi, komisaris BUMN yang baru lainnya untuk bekerja membuktikan kemampuannnya.

Erick juga menegaskan dengan posisi barunya ini, sesuai dengan peraturan yang berlaku, Ahok harus mundur sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Menurut Erick, dengan jabatan barunya ini, tugas Ahok ke depan cukup berat. Maka dari itu, ia mengharapkan koordinasi dan kerja sama yang baik antara Ahok dan juga semua pihak.

“Saya rasa terpenting target Pertamina bagaimana mengurangi impor migas tercepat. Bukan berarti anti impor tapi mengurangi. Proses dari pembangunan refinery sangat berat. Harus team work. Harus bagi tugas semua,” kata Erick.

“Kemarin kenapa kita mau orang yang pendobrak, bukan pendobrak yang marah-marah. Saya rasa Pak Basuki berbeda. Kita perlu figur pendobrak supaya sesuai target. Toh dia komisaris utama khan? Direksinya yang day-to-day. Rapat bulanan untuk 30 perusahaan BUMN akan saya lakukan. Saya undang dirut dan komut secara bersamaan. Saya tidak mau ada drama-drama di perusahaan komut jelekkan dirut dan sebaliknya,” lanjut Erick. [gi/em] (VOA)