Ket foto : Pelaksanaan Story Talling di kawasan  Jalan Gajah Mada Kota Denpasar, Kamis (14/11).

Denpasar, (Metrobali.com)

Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Denpasar menggelar workshop story telling tentang destinasi di Kota Denpasar tahun 2019. Pelaksanaan kegiatan yang diisi materi dan praktek, dilakukan di Inna Bali Heritage dan Kawasan Gajah Mada Denpasar, Rabu (13/11) hingga Kamis (14/11).

Kegiatan yang melibatkan puluhan anak-anak tingkat SMA/SMK dan perguruan tinggi (PT) ini, menghadirkan narasumber dari akademisi, praktisi dan media, yakni Prof. Darma Putra, Ananta Wijaya, Made Sujaya, Juniarta, Marlo Bandem, dan Marmar Herayukti.

Kabid Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana, mengatakan workshop story telling yang diadakan Dinas Pariwisata Kota Denpasar bekerjasama dengan para narasumber praktisi, akademisi dan media ini untuk mengangkat sebuah kawasan melalui cerita dan dongeng, serta narasi dengan perspektif yang berbeda-beda.

“Tujuannya kami ingin mendapatkan ide, kreatif, gagasan dan perspektif yang berbeda dari SMA/SMK dan mahasiswa yang ikut terlibat dalam workshop story telling ini. Mengingat workshop story telling adalah suatu penyampaian cerita, promosi brand untuk sebuah kawasan, sebuah barang atau benda yang nantinya bisa menggugah masyarakat dengan Gaya bahasa yang mereka miliki,” kata Hendaryana.

Ditambahkan Hendaryana, workshop story telling diadakan selama dua hari. Pada hari pertama diadakan di Inna Bali Heritage yang membahas terkait konsep apa itu story telling, bagaimana menyajikan dan lain sebagainya yang dipaparkan narasumber. “Kami tidak terpaku pada konsep saja, tapi kami melakukan praktek langsung di lapangan. Bagaimana menemui orang-orang yang tahu kawasan Heritage Gajah Mada itu. Jadi dari sana mereka menggali secara langsung dan menuangkannya dalam perspektifnya dan ide gagasan secara bahasa mereka sendiri,” ujar Hendaryana.

Setelah workshop ini, lanjut Hendaryana, para peserta diberikan waktu. “Kami ingin agar hasilnya nanti bisa digunakan secara berkelanjutan dan dituangkan dalam visual dan narasi, bagaimana mereka menangkap Kawasan Heritage Gajah Mada itu sendiri sesuai imajinasi mereka dari narasumber yang ada di Kawasan itu,” ucapnya.

Sementara salah satu praktisi, Marlo Bandem, menyatakan workshop story telling ini berkaitan dengan Kawasan Heritage Gajah Mada, yang sesungguhnya bercermin dari program Pemerintah Kota Denpasar dibawah kepemimpinan Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, terkait revitalisasi Kawasan Heritage Gajah Mada. “Memang perlu ada upaya atau menghasilkan cerita-cerita kekinian yang bersubber dari apa yang kita miliki terdahulu. Kami ingin menghadirkan wacana atau hal baru tentang pengisahan, baik itu lisan maupun tertulis yang dinamakan story nomic. Jadi bagaimana kita berhasil menggarap sebuah kisah nilai-nilai seni dan budaya yang meriah pangsa pasar yang luas. Nanti didorong untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik, serta investor di Kawasan Heritage Gajah Mada,” jelasnya.

Salah satu peserta, Wulan dari SMAN 4 Denpasar, mengaku dengan adanya workshop story telling ini bisa tahu dari sisi pembangunan Denpasar yang sudah ada, serta nantinya bisa disebarluaskan apa yang didapat ini. “Kawasan Heritage Gajah Mada Denpasar sangat berpotensi kedepannya untuk meningkatkan pariwisata,” tandasnya. Sumber : Humas Pemkot Denpasar