Diperlakukan Tidak Adil, KPUD Jembrana Diprotes
Jembrana (Metrobali.com)-
Merasa diperlakukan tidak adil dan arogan bahkan diberhentikan, anggota relawan demokrasi KPU Jembrana Wayan Sulasmi memprotes KPU Jembrana. Selain itu ia juga merasa difitnah.
Sulasmi, Sabtu (1/2) mengaku tidak mengerti dengan pola pikir KPU Jembrana. Pasalnya tiba-tiba saja dirinya diberhentikan sebagai relasi KPU Jembrana. “Tidak masalah kalau saya diberhentikan. Tapi harus sesuai dengan mekanisme” ujarnya.
Menurutnya selain mekanisme yang dipakai tidak sesuai, rapat pleno juga dinilai cacat hukum. “Bisa tidak KPU menunjukkan bukti, ini menyangkut harga diri. Kenapa saya yang dibilang memindahkan posisi baliho dan memasang baliho caleg di pekarangan rumah saya” tandas Sulasmi.
Lanjut, untuk menjadi relawan KPU, bukan semata-mata untuk mendapatkan honor, apalagi honornya tidak seberapa. Namun murni ingin mengabdi. “Tunjukan buktinya kalau saya tidak netral, Baliho itu di pinggir jalan dan diluar rumah saya. Saya juga tidak tahu siapa yang masang” ujarnya.
Terkait baliho tersebut, pihaknya sudah melaporkan lantaran melanggar. Pihaknya sebelumnya juga telah melarang memasang baliho di sana. “Seharusnya yang menertibkan itu KPU dan Panwas beserta Satpol PP, bukan saya, kenapa malah saya disalahkan” ujarnya kesal.
Yang membuat Sulasmi kesal, ada anggota KPU yang mengatakan kalau dirinya sudah diganti. Padahal dia sendiri belum menerima surat pemberhentian.
Sementara itu, Ketua KPUD Jembrana Gusti Ngurah Agus Darmasanjaya ketika dikonfirmasi membenarkan kalau Sulasmi sudah diberhentikan, malah pemberhentian itu sudah melalui pleno.
Menurutnya pemberhentian Sulasmi atas laporan masyarakat, dimana Sulasmi bersikap tidak independen. Dan itu dibuktikan adanya baliho salah satu caleg dalam pekarangan rumahnya.
Diakuinya surat pemberhentian belum diberikan kepada Sulasmi. “Suratnya ada tinggal kami panggil orangnya” ujarnya.
Pihaknya membantah jika pengganti Sulasmi suda ada. ”Penggantinya belum ada, tidak ada nepotisme, Tudingan itu tidak benar” ujarnya.
Divisi Sosialisasi dan SDM KPUD Jembrana Ketut Rahayu Tantrawan membantah kalau pihaknya dibilang bersikap arogan, apalagi membentak-bentak saat klarifikasi. “Itu tidak benar, Semua melalui pleno” ujarnya. MT-MB
2 Komentar
Tuduhan yg keji/arogansi/semena-mena dan tidak bisa dibuktikan oleh Oknum di lingkaran KPUD Jembrana, sehingga dengan pongahnya menerbitkan surat pemberhentian anggota relawan demokrasi dgn mengatasnamakan rapat pleno.
Alat peraga kampanye salah satu peserta pemilu yang terpasang di ujung gang ` bukan dipekarangan rumah relawan … dimanipulasi dan dijadikan kambing hitam demi suksesnya ambisi arogansi PARA Oknum KPUD Jembrana, Rupanya ada Indikasi sentimen pribadi dlm kasus ini….. Salam Demokasi“`
he,,he,,, EDAN…EDAN…EDAN..
jADI Relawan ternyata MIRIS jg..
Tanpa bukti yang akurat seorang IBU relawan
diperlakukan TIDAK ADIL….
Dituduh mjd salah satu anggota tim sukses salah satu parpol….
alat peraga kampanye yang berada di Jalan Umum
( kebetulan posisi rumah relawan tsb deket dgn baliho tsb ) dijadikan senjata Pamungkas oleh Oknum Divisi Sos & hum KPUD Jembrana demi ambisi dan kearogansiannya…. Beraninya koq sama seorang Ibu, he..he .. Edan….