Jembrana (Metrobali.com)-

Pertanggungjawaban Perbekel (Kepala Desa) Melaya, I Made Mara pada akhir Desember 2013 lalu dipertanyakan sejumlah warga. Pasalnya dalam pertanggungjawaban itu, pihak perbekel membuat laporan pendapatan dari sumber lain-lain secara global, tidak terinci satu persatu. Sehingga menimbulkan kecurigaan dari sejumlah warga. Bahkan sebagaiannya ada yang menduga, perbekel telah melakukan korupsi.

 Ditemui Rabu (8/1), sejumlah warga mengaku ada yang ganjil dalam laporan pertangggungjawaban perbekel 2013 itu. Pasalnya dilaporan tersebut tidak disebutkan dari mana saja pendapatan sumber lain, namun hanya tertulis penerimaan sumber lain sebesar Rp.10 juta.

 Menurut warga, kalau perbekel mau terbuka, mestinya sumber pendapatan lain-lain itu dirinci dengan jelas, sehingga warga mengetahuinya. “Masak ditulis secara global. Kami curiga, jangan-jangan sebagiannya diambil” ujar A didampingi KR, Rabu (8/1).

 Lanjut, A dan KR serta AKR menilai, pendapatan sebesar Rp.10 juta itu sangat kecil. Pasalnya pendapatan desa dari sumber lain-lain sangat banyak, diantaranya dari SPBU, tambak dan tambak mutiara. “Untuk WC Umum di pasar Melaya saja Rp.1,2 juta pertahunnya, belum lagi dari yang lainnya” ujar warga.

 Belum lagi pengakuan dari salah satu mucikari yang ada di Desa Melaya, yang katanya menyetor ke desa sebesar Rp.700 ribu perbulan. “Mucikarinya sendiri bilang begitu, terus uangnya kemana” ujarnya.

 Ketua BPD Desa Melaya, I Gusti Ngurah Putu Wijaya, saat dikonfirmasi membenarkan laporan keungan desa dari sumber lain-lain itu disampaikan secara global. Namun ia mengaku tidak  mengetahui sumber lain yang dimaksudkan. “Saya baru dua bulan menjadi BPD, jadi saya tidak tahu sumber lain-lain itu” ujar Wijaya.

 Sementara itu, Perbekel Melaya, I Made Mara, saat dikonfirmasi membantah dikatakan tidak terbuka. Pasalnya yang disampaikan itu baru rancangan APB Des, bukan laporan pertanggungjawaban. “Sepuluh juta rupiah itu target PAD 2013 dari sumber lain. Bukan pendapatan sumber lain-lain. Target itu terpenuhi” ujar Mara.

 Lanjut, pendapatan sumber lain akan tertulis secara rinci dalam pertanggungjawaban nanti. Termasuk dari mana sumbernya. “Semua ada kwitansinya, kalau ingin tahu secara jelas sebaiknya datang ke kantor desa. Yang nanya itu pengetahuannya sepotong-potong” tandasnya.

Terkait isu utpeti dari salah seorang muncikari, lagi lagi Mara membantahnya. Bahkan menurutnya itu fitnah. “Saya berani sumpah, sepeserpun saya tidak menerima dari mucikari itu” pungkasnya. MT-MB