palawija

Denpasar (Metrobali.com)-

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali melalui petugas penyuluhan pertanian lapangan (PPL) menyarankan petani untuk mengembangkan tanaman palawija sementara waktu dalam mengantisipasi musim kemarau.

“Penyesuaian pola tanam ini untuk lahan sawah yang berisiko mengalami kekeringan maupun di daerah itu yang sedang dilakukan perbaikan saluran irigasi, dengan harapan petani tetap memperoleh penghasilan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana di Denpasar, Sabtu (27/9).

Ia mengatakan, sejumlah petani telah mengikuti anjuran tersebut, namun sebagian lainnya tetap menanam padi, karena tergiur dengan harga jual gabah yang cukup mahal.

Petani yang tergiur menanam padi di sejumlah subak yang mengalami kesulitan air dalam musim kemarau kini kena dampak kekeringan, bahkan sampai mengalami gagal panen.

Seluas 119 hektare tanaman padi di Bali mengalami gagal panen (puso) dari total lahan pertanian yang mengalami kekeringan seluas 425,42 hektare hingga pertengahan September 2014.

Ida Bagus Wisnuardhana menjelaskan, meski musim kemarau berdampak bagi penurunan produksi padi, namun diprediksi kondisi tersebut tidak sampai mempengaruhi target produksi padi di Bali dalam tahun 2014.

Hal itu didasarkan alasan penurunan yang terjadi masih dalam jumlah kecil. Perhitungannya, setahun luas tanaman padi di Bali mencapai 150.000 hektare, jika diestimasikan puso hingga Oktober naik mencapai 130 hektare, maka jumlah tersebut dampaknya sangat kecil.

Bali mempunyai sasaran produksi padi tahun 2014 sebanyak 850.000 ton gabah kering giling (GKG) yang diharapkan bisa tercapai.

Ramalan BMKG wilayah III Denpasar yang diinformasikan ke Dinas Pertanian Balimenyebutkan sampai Oktober nanti masih akan terjadi musim kemarau. AN-MB