Pelabuhan-Benoa (1)

Denpasar (Metrobali.com)-

Dinas Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut telah melakukan pemetaan alur pelayaran yang menuju Pelabuhan Benoa, Bali, kata General Manager PT Pelindo III Benoa Ali Sodikin.

“Dinas Hidro Oseanografi merupakan satu-satunya Lembaga Hidrografi Militer di Indonesia yang mempunyai kewenangan dan legalitas di bidang hidrografi dalam menyiapkan dan menyediakan data dan informasi hidro-oseanografi berupa peta laut (peta kertas maupun peta navigasi elektronik),” katanya di Denpasar, Senin (11/5).

Ia menjelaskan diawali dengan tahap pemetaan, kemudian dilakukan pengecekan lapangan sehingga dinyatakan alur Pelabuhan Benoa mampu untuk dilewati kapal besar sesuai standar internasional. Hasilnya dipublikasikan ke seluruh dunia dalam peta ENC (peta navigasi elektronik).

“Dengan dipublikasikan peta laut ENC Pelabuhan Benoa, maka kapal-kapal besar dengan draf yang dalam seperti kapal pesiar besar, tidak ragu lagi untuk sandar di Pelabuhan Benoa,” ujarnya.

Ali Sodikin mengatakan pemetaan alur Pelabuhan Benoa ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo bersama Deputi Pengembangan SDM Kemenko Maritim, Kementerian Pariwisata, serta instansi maritim terkait pada bulan lalu.

Ia mengatakan pada waktu survei lembaga hidro-oseanografi dengan skala besar yaitu 1 : 2000 untuk pembuatan peta laut alur dan kolam serta ENC baru.

Ali Sodikin lebih lanjut mengtakan survei hidro-oseanografi di Pelindo III Benoa dilaksanakan dengan kriteria khusus International Hydrographic Organization (IHO) bertujuan memastikan keamanan navigasi yang diperlukan oleh kapal-kapal serta kepastian kedalaman yang akurat dan aman.

“Pemetaan ini cukup cepat. Dalam kurun waktu tiga minggu peta laut Pelabuhan Benoa sudah jadi. Hal ini berkat dukungan penuh dari Menteri Koordinator Kemaritiman yang sangat peduli terhadap perkembangan infrastruktur dan fasilitas PT Pelindo III,” ujarnya.

Dikatakan Konvensi Sea of Life at Sea (SOLAS) International Maritime Organization (IMO) telah mengatur dan mewajibkan setiap kapal dengan berbagai jenis ukuran dan tipe untuk menggunakan ENC dalam bernavigasi hingga tahun 2018.

Salah satu pengguna ENC tersebut adalah kapal pesiar yang sebenarnya sudah rutin mengunjungi Pelabuhan Benoa. Kapal pesiar dengan draf yang membutuhkan ENC berkategori berthing dengan skala lebih besar dari 1:4000. Jadi akan semakin banyak kapal- kapal pesiar ukuran besar akan singgah di Pelabuhan Benoa.

“Semakin banyak dan kapal pesiar besar yang sandar, maka efek manfaat pada masyarakat Bali akan semakin besar pula. Karena seorang penumpang kapal pesiar diperkirakan menghabiskan sedikitnya 150 dolar AS setiap sekali turun ke darat untuk berbelanja. Pembelanjaan mereka dapat menjadi pendapatan masyarakat sekaligus pendapatan daerah,” katanya.

Ia menjelaskan seperti dikutip dari situs resmi Dishidros (dishidros.go.id), proses pembuatan peta laut alur dan kolam pelabuhan awalnya dengan mengindentifikasi dan menginvestigasi seluruh kedalaman yang menonjol secara seksama. Penyapuan dasar laut menggunakan side scan sonar (S3) juga dilakukan untuk memastikan tidak ada bahaya navigasi yang terlewatkan.

Hasil pengolahan dan validasi dari survei hidro-oseanografi ini kemudian dijadikan referensi pembuatan peta laut kertas dan ENC baru untuk Pelabuhan Benoa.

Selanjutnya untuk menjamin kualitas peta laut kertas dan ENC yang telah selesai diproduksi, dilakukan kegiatan pengecekan lapangan (field check) di Pelabuhan Benoa dan sekitarnya.

Kegiatan tersebut meliputi pengecekan kualitas posisi seluruh objek yang ada di peta seperti dermaga, sarana bantu navigasi dan pelayaran, bahaya navigasi dan objek penting lain bagi navigasi.

Pengecekan juga meliputi atributisasi informasi tentang kondisi dan situasi pelabuhan. Peta laut kertas baru tersebut akan diberi nomor 262B sedangkan untuk ENC baru adalah ID60262B. Pengecekan meliputi route checking alur Pelabuhan Benoa dan sekitarnya menggunakan wahana apung yang dilengkapi dengan ECDIS (Electronic Chart Display and Information System) yang telah terinstall dengan ENC ID60262B.

Beberapa objek yang diperiksa di antaranya yaitu sejumlah 22 rambu atau pelampung suar, ketepatan posisi dermaga wharf/quay meliputi dermaga timur, selatan, dermaga perikanan, dermaga jetty Pertamina dan dermaga apung/ponton yang ada di Pelabuhan Benoa di mana sebagian besar dermaga apung tersebut adalah klub yacht. Selain itu dilakukan pengecekan posisi kolam putar (turning basin) bagi kapal-kapal pesiar yang akan masuk ke Pelabuhan Benoa. Bahaya navigasi yang ada berupa kerangka kapal di kolam pelabuhan juga telah dicek posisinya. AN-MB