Dua Kelompok Pemuda Bentrok di Abianbase Sepakat Damai
Dua Kelompok Pemuda Bentrok di Abianbase Sepakat Damai
Badung, (Metrobali.com)-
Bentrok antara dua kelompok pemuda Dalung dengan pemuda Sumba, NTT pada Sabtu (4/11) lalu akhirnya berakhir damai.
Hal ini terungkap dalam mediasi keduanya yang dimotori oleh Polsek Kuta Utara, Rabu (8/11). Dalam pertemuan damai tersebut seluruh pihak terkait hadir semua termasuk perwakilan warga Sumba yang diwakili oleh Ketua Paguyuban Flobamora Yusdi Diaz.
Dalam pertemuan, Camat Kuta Utara A.A Ngurah Arimbawa mengatakan, Indonesia terkenal dengan keramahtamahannya. Apalagi, sebentar lagi umat Hindu yang ada di Bali akan melaksanakan hari raya Kuningan dan pada bulan Desember nanti umat Kristiani akan melaksanakan Hari Raya Natal, sehingga pihaknya berharap ke dua belah pihak bisa sama-sama menahan diri.
“Saya ingin nanti bagaimana kedepannya tali silahturahmi dapat terjalin degan baik. Saya juga meminta agar tidak mempermasalahkan lagi kejadian yang kemarin, dan mari bersama-sama menjaga kerukunan. ‎Harapan kami agar warga Dalung dan Sumba dapat menumbuhkan lagi rasa kasih sayang sehingga terbentuk wilayah yang aman untuk kedepannya,” ujarnya.
Ketua Umum Peguyuban Flobamora, Yusdi Diaz mengatakan, ‎dinamika dan gesekan yang terjadi diantara kedua belah pihak agar tidak dipermasalahkan lagi. Pihaknya juga berharap kedepannya dapat menjalin hubungan yang lebih baik lagi.
“Keterbatasan kami di paguyuban tidak bisa memantau semua warga Sumba yang ada di wilayah Badung. Ini merupakan momen yang sangat bagus dan kami mengucapkan terima kasih telah diundang dalam kegiatan ini. Kedepan, kami berharap dapat dibuatkan pilot projek antara Camat Kuta Utara dengan tokoh-tokoh Paguyuban Flobamora untuk keamanan wilayah Kuta Utara,” katanya.
Kapolsek Kuta Utara AKP Johannes H.Widya Dharma Ninggolan menyatakan, terkait kesalahpahaman antara seorang oknum warga Dalung dengan beberapa orang warga Sumba, hingga mengakibatkan perkelahian dan penganiayaan adalah bukan perkelahian antara warga Bali dengan warga Sumba seperti yang beredar luas di media sosial.
“Ini murni oknum dan tidak ada perkelahian antar kelompok maupun etnis. ‎Saya berharap keluarga besar Sumba dan tokoh masyarakat Dalung untuk dapat meredam permasalahan ini dan bisa bersatu kembali dan menjalin hubungan serta membina kerukunan,” terang Kapolsek.
Kapolsek kembali menerangkan, dari peristiwa tersebut telah terjadi dua tindak pidana yang dilaporkan yaitu kasus pengerusakan dan penganiayaan. Dan untuk kasus pengerusakan pihaknya sudah menahan tiga orang.
“Sementara kasus penganiayaan pihak kepolisian sudah meminta keterangan saksi dan mengamanankan bukti-bukti. Saat ini anggota masih melakukan penyelidikan terhadap pelaku,” jelas Kapolsek.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga berharap ‎kepada semua undangan seperti kepada ketua paguyuban dan tokoh masyarakat untuk selalu mengingatkan anggotanya.
“Agar adik-adik kita tidak cepat terpancing maupun terprovokasi dengan kejadian yang dapat memperkeruh situasi,” tandasnya.SIA-MB