Dibalik Ketegangan Sidang Pilgub Bali di MK, Akil Mochtar: Hati-hati Cek Berkas, Arteria Ini Sering ‘Nakal’
Jakarta (Metrobali.com)-
Mendengar orang menyebut sidang Mahkamah Konstitusi (MK) saja boleh jadi semua orang akan punya kesan sama, yaitu sidang yang serem. Tetapi siapa menyangka, jalannya persidangan perselisihan Pilgub Bali di MK Jakarta yang sudah hampir dua minggu ini digelar, juga penuh banyolan, lucu, hingga menggelikan.
————————————————–
Satu diantara begitu banyak kejadian lucu dan percakapan-percakapan yang mengundang gelak tawa serta menggelikan dalam beberapa kali persidangan, adalah ketika ketua Majelis Hakim MK, yang juga ketua MK, Akil Mochtar mengejek-ejek salah seorang kuasa hukum pemohon perkara (pasangan kandidat PAS-red) yakni Arteria Dahlan. Bahkan tak hanya diejek dengan sindiran-sindiran yang dimuntahkan Akil Mochtar, Arteria Dahlan juga beberapa kali menelan kopi pahit karena dapat teguran majelis Hakim.
Pada hari pertama persidangan digelar yakni Senin (10/6) lalu, beberapa kali Arteria Dahlan disemprot dengan ucapat-ucapan menyindir hingga teguran langsung oleh Ketua Majelis Hakim, Akil Mochtar. Ketika itu, baru beberapa menit ketok palu pembukaan sidang berlalu, Hakim Akil Mochtar melakukan roll call atau mengabsen para saksi yang diajukan Arteria Dahlan. Saksi yang diajukan memang seabrek banyaknya, kurang lebih 25 orang pada hari pertama.
Saat dilakukan verifikasi dan pencocokan identitas saksi, hampir seluruh saksi gelagapan. Mungkin karena gugup, hampir semua saksi yang diajukan Arteria tidak bisa menjawab tegas semua pertanyaan hakim. Konyolnya saat hakim bertanya kepada para saksi, para saksi tersebut selalu menoleh ke arah tempat duduk Arteria Dahlan dan beberapa crew kuasa hukumnya. Lantas hakim menegur para saksi. ‘Saudara jangan ngeliat ke sana terus (maksudnya ke arah Arteria Dahlan-red). Jawab saja apa yang saya tanyakan,’ ujar Akil Mochtar, sambil mengarahkan pandangan ke tempat kuasa hukum PAS.
Para asaksi pun terlihat bingung. Hakim Akil Mochtar mulai bersuara keras. ‘Ini kok seperti kebingungan semua ya. Ditanya nama sendiri gak tau. Jangan-jangan semua identitas di sini tidak sesuai. Sudah pada makan apa belum?’ Tanya Akil Mochtar kepada para saksi PAS yang diperiksa Senin (10/6). Mereka pun serempak menjawab, ‘Belum..!’ lantas hakim Akil Mochtar menyambar, ‘Kasi makan dulu saksi-saksi saudara ini,’ ujar Akil sembari mengarahkan pandangan ke Arteria Dahlan.
Demikian pun ketika memasuki tahap pemeriksaan saksi, satu demi satu saksi yang diajukan pihak PAS (pemohon-red) dimintai keterangannya. Ada yang memang cukup fasih berbahasa Indonesia, namun ada pula yang tidak terlalu lancar berbahasa Indonesia. Lagi-lagi hakim Akil Mochtar menyindir tim hukum PAS yang dipimpin Arteria Dahlan. ‘Saudara ajari dulu bahasa Indonesia dong, baru bawa ke sini,’ ujar Akil.
Satu saksi lagi dimintai keterangannya. Saksi ini juga tidak bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Saat Akil Mochtar memanggil namanya, saksi tampak sangat ragu menjawab. Begitu juga saat hakim ketua menanyakan identitas kependudukan mereka. Para saksi menunjuk kuasa hukum mereka dan mengatakan bahwa identitas seperti KTP, SIM atau yang lainya sudah diserahkan kepada kuasa hukum mereka. ‘Ini kok pada bingung semua ya? Namanya sesuai apa gak?’ ujar hakim Akil Mochtar.
Mendengar ucapan hakim Akil Mochtar, salah seorang kuasa hukum PAS menyela pembicaraan. ‘Mohon maaf yang mulia, di Bali para saksi kami ini tidak mengerti apa yang dimaksud identitas. Mereka taunya adalah KTP, SIM atau yang lainnya,’ ujarnya. Pernyataan kuasa hukum PAS ini langsung disergah oleh Akil Mochtar. ‘Saudara jangan begitu. Masa tidak tau arti identitas. Bali itu pergaulan dunia,’ ujar Akil Mochtar. ‘Apakah saudara mengerti yang dimaksud identitas?’ tanya Akil Mochtar kepada salah seorang saksi PAS yang sudah berdiri persis di hadapan meja hakim untuk bersumpah. ‘Saya mengerti,’ jawab saksi. ‘Nah, itu kan? Mereka mengerti arti identitas,’ ujar Akil Mochtar tertuju kepada kuasa hukum PAS.
Begitupun pada sidang yang digelar Selasa (18/6). Ada salah seorang saksi yang diajukan pihak PAS, yang bersaksi tentang pemilih memilih lebih dari sekali di Desa Ban Kecamatan Kubu Karangasem. Konyolnya, saksi ini mengatakan ia mencoblos pasangan kandidat nomor urut 2. Lantas hakim bertanya, ‘Kenapa saudara bersaksi untuk pasangan nomor urut 1?’ dengan lugu saksi menjawab, ‘Saya disuruh yang mulia’. ‘Siapa yang menyuruh saudara?’ Tanya hakim Akil Mochtar. ‘Saya dicari dan disuruh jadi saksi oleh pak Teri yang mulia,’ ujar saksi. Pak Teri yang dimaksud adalah Arteria Dahlan.
Pada akhir sidang tadi siang, hakim Akil Mochtar kembali melakukan pengesahan alat bukti. Hakim bertanya kepada kuasa hokum pemohon, yakni Arteria Dahlan, apakah ada penambahan alat bukti. Saat itu Arteria Dahlan menyodorkan dua berkas alat bukti berupa surat. Lantas hakim Akil Mochtar meminta panitra untuk mengeceknya. ‘Hati-hati memeriksa berkasnya, Arteria ini sering ‘nakal’ di sini,’ ujar hakim Akil Mochtar. Pernyataan ini hanya disambut tertawa cengengesan oleh Areteria Dahlan. RED-MB
35 Komentar
parah…mani nak kolok anggo saksi ru…pang sepalanan benyah sidange…
PDIP olah ajak AD…dimana dikau..mbak bodowati…
wk..wk..wk.. pengacara sing laku…..makane PAS gen bakat uluk”e aja si AD…….pak mangku jeg lanjutkan bali mandara jilid dua…….nak lengeh” bakat runguang…..
Beh ada masih untungnya gugatan PAS ke MK. Liu nyamane di Kubu lan Tianyar nawang melali ke Jakarta gratis. Yen sing ada gugatan buin pidan ya nawang ke jakarta?? Idepang PAS meyadnya ken rakyat Bali kerana suba maan gaji buta duang tiban tengah sing ngantor.
kedek malu nehhh….hahahahaaaa uahaaaaa…uahaaaaa…..rasain loe elite pdip sebali ….dikadalin sama ikan teri ….ikan teri…dilawan ….adane doen pengacara …khan ngalih perkara …dari perkara maan kecer …..kecerne bupati pdip sebali jak dprd pdip sebali masing 2 seket jeti .
salut buat pas ….yg telah mempertontonkan keluguan rakyat tianyar di jakarta ….teruskan pembodohan terhadap orang desa dibali semasih kalian berkuasa …..amjing lalian elite pdip bali .
sangat menyedihkan ….
stop pembodohan terhadap wong ndeso ….
Tyang jeg miris ningehang berita care kene..nyame tyang jeg uluk2e teken ane madan Arteri,,memang sajaan pengacara kelas teri, tusing kerambang ken gegaen,,pateh care py tusing kerambang ngurus rakyat.
Makane jani irage semeton bali ampunang milih partai ane demen melog2 nyame bali..
Nyak buin ane madan Megawati jeg tyang seneb ningalin, apalagi py, ds, cr, sn ajak elit2 pdip bali,,,
Inget 2014 irage nentuang masib partai..de coblos pdip..
pdip dr ketumnya, pengacaranya, py, kader2nya, bupati partainya sg bermutu, pantes sll jd pecundang bisane cm nguluk2 dgen, apebuin py bantes memodal cengar cengir ken nyakupang lime gen, jendral dilawan be biase ngejuk teroris, bantes py ngabe pedang kayu,,,hehehe…
engken ne puspayoga ,sing taen sinah komentarne di tv…jung jeg kanggoang dadi kepala desa satria gen..nak keweh dadi gubernuur
Yang Mulia…………! hakim Akil Mochtar meminta panitra untuk mengeceknya. ‘Hati-hati memeriksa berkasnya, Arteria ini sering ‘nakal’ Konyolnya, saksi ini mengatakan ia mencoblos pasangan kandidat nomor urut 2.Saya dicari dan disuruh jadi saksi oleh pak Teri yang mulia kalau begini sidangnya lucu dehhhhh ……….Pak teri ad ?????? tahu gak pasangan PAS sekarang yang satu tak keluar-keluar dari kamar dan yang satunya lagi seluruh tubuhnya kaku terkujur terlentang datar dengan tanah. memalukannnnnnnnnn
buih pedalem, kangen ati ningeh
yang penting harus menang apapun caranya, ing ade istilah malu, belog,lucu,lek…., pokokne jeg harus menang
jeg kedekang gen be nyak ?? hahahahha..hahahahah…
sidang gocol2an… demi kuutanngg…
Ini adalah kesalahan PDI-P yang terlalu PEDE… kadene nyak msyarakat uluk2e.. be siap boiler calonang nagih menang… coba Koster penekang pasti buleleng goal….
Terus terang saya sebagai orang Bali sangat sedih dan malu kenapa teman2 Bali yg jadi saksi di MK mau diperalat sama orang2 Jakarta dan mau kelaparan untuk membela orang2 yang tidak satria dan pembohong, mungkin ini yg namanya zaman kali yuga.
Saya malu jadi orang Bali……, sepertinya di Bali sing ada nak dueg….., dadi saksi keketo abe ke Jakarta nah……, hanya jadi bahan tertawaan, Pengurus PDIP Bali koreksi diri donk !!!!, kasian sama semua saksi ” belum makan , jangan jangan pulang nggak di urus nanti kalau di MK kalah lagi
Sedih sedih sedih………
Kenapa orang2 bali mejual kebodohan dan keluguan warganya kepada publik…. hanya untuk kepuasan perorangan… kenapa bali selalu berkiblat pada jakarta yang menyebabkan bali selalu diatur orang luar bali…………. PAS Begonya dikau membuat Bali malu……
Sudah pada makan apa belum?’ Tanya Akil Mochtar kepada para saksi PAS yang diperiksa Senin (10/6). Mereka pun serempak menjawab, ‘Belum..!’ lantas hakim Akil Mochtar menyambar, ‘Kasi makan dulu saksi-saksi saudara ini,’ ujar Akil sembari mengarahkan pandangan ke Arteria Dahlan.
pedalem gati nyame baline kanti mekente di Jakarta,,gara2 ikan teri dahlan,,,menyedihkan,,yen mulih ke bali be pasti berag2 kelaparan,,hheemmm,,,
tyang cuma bisa berdoa semoga nyame bali bisa pulang dengan selamat sampai di Bali,,,,
Mantafffffffffff gati beritane sing kal ade berita sare kene di balipost???
Ingetang 2014 say no to PDIP jeg koran balipost anggon mekliad gen bro..
Beh Namanya saja usaha. ayo pas
walaupun bagaimana orang ingin menjadikan bali sbg medan perang politik sesat tdak bakalan terwujud..karma bali harga mati dimiliki oleh agama hindu agama yang lain adalah menumpang tinggal dbali..tpi kebinekaan tetep terjalin dbumi bali..mari kita jaga ajeg bali siapapun pemimpin bali jka menyimpang dari rambu2 keadilan harus dikritisi..saya jga stuju untuk tdak memilih partai egois dthn 2014. buktinya saudara kta yg jadi saksi di MK sangat dipermalukan..dmana harga diri orang bali…kta tetep pd jalur yang benar pasti menang..salam mantap buat semuanya.
walaupun bagaimana orang ingin menjadikan bali sbg medan perang politik sesat tdak bakalan terwujud..karma bali harga mati dimiliki oleh agama hindu agama yang lain adalah menumpang tinggal dbali..tpi kebinekaan tetep terjalin dbumi bali..mari kita jaga ajeg bali siapapun pemimpin bali jka menyimpang dari rambu2 keadilan harus dikritisi..saya jga stuju untuk tak memilih partai egois dthn 2014. buktinya saudara kta yg jadi saksi di MK sangat dipermalukan..dmana harga diri orang bali…kta tetep pd jalur yang benar pasti menang..salam mantap buat semuanya.
Kalah ya kalah,, akui saja dengan jantan,, jangan seperti pengecut dgn mempermalukan daerah kelahiranmu!!
halo tuajung py punapi gatra ? ternyata diam itu ga selalu berarti emas y,diem bisa juga artinya belog wkwkwkwkw
waduh parah ni
engken ne pilgub? kl kalah ya kalah, lebih bijak menerima kekalahan daripada seperti ini kasusnya
stiap perilaku pasti ada phalanya kok
yuk lanjutkan pentas wayangnya
Ane milih PAS ngenah. BLOGne….. Dije polone ”̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐ”̮
Tyang jak melem kar ke puri malu, adi dingeh i ratu duke, buinan tusing nyak ngamah,,,
Idadane sampung ngomelin i ratu,,takut tambah stress, ngambul ke Bangli,,,,hehehe
Merdeka………….
Amah……..liunang tain sampine, uling nu di belilangan sampai memutih bokeeeee mesadu arep jak PDIP , jani nyamane nak polos-polos bakat anggo gae dadiange saksi sing baange makan mekire sidang MK , honor KPPS mepotong separo lebih, ngelunteb basange medingehang kene
Waduh memalukan……adi nak dauh tukad baang ngobok-ngobok PDIP Bali…..tokoh2 PDIP Bali seperti Adi Wiryatama dll mana suaramu?
Ane milih PAStikerta ngenah. sombongne….. Dije de”̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐ”̮
Mai be……. koje rungu ken beduurrr… jake ngaduang Siapeee… adep tanahee anggo tajennn!!!! idup tenang sing taen uyuttt…yen kalah kaggoang somahe tigtiggg…
Hidup Bali
Kalo ada orang yg pinter mencari kesalahan orang lain itu menujukan orang itu lebih bodoh dari oarng yg dibalng salah. Kita orang Bali harus sadar, jangan sampai orang luar Bali bisa memecah belah tatanan kehidupan orang Bali yg sudah berjalan lebih baik di pandang oleh dunia internasional. Dunia saja sudah percaya sama orang Bali, masak kita orang Bali mau di bodohi sama orang luar Bali. Trus anak cucu kita mau jadi apa kalo Bali ini jadi hancur oleh pemikiran orang2 yang mementingkan diri sendiri. Suksma Santika Premire