Jembrana (Metrobali.com)-

Di Desa Pohsanten Kecamatan Mendoyo hampir saja terjadi bentrokan warga. Beruntung aparat desa bersama babinkamtibmas dan tokoh desa sigap turun dan meredam kejadian tersebut. Selanjutnya kedua belah pihak yang bersengketa dikumpulkan di kantor desa setempat.

Dari informasi, sejatinya kondisi sudah memanas sejak dua minggu lalu dan puncaknya, Kamis (11/7). Kejadian tersebut berawal dari akan ditutupnya akses jalan menuju ke sungai di DAM Semanggong oleh krama Subak Pohsanten dan Semanggong.  Mereka berharap dengan ditutupnya jalan tersebut, sopir engkel berhenti mencari material pasir dan batu kali disekitar DAM itu. Bahkan sejak pagi mereka sudah menyiapkan batu untuk menutup jalan.

Namun upaya itu, mendapat perlawanan dari belasan sopir truk engkel. Bahkan mereka dengan sengaja memarkirkan truknya berjejer sepanjang jalan yang hendak diblokir. Ketegangan pun terjadi, bahkan mereka sempat perang mulut.

Made Suamba, Kelian Subak Pohsanten mengatakan penutupan itu terjadi disebabkan kekecewaan dari karena krama subak lantaran pengambilan material di galian C itu bisa berpengaruh terhadap kelangsungan subak. Dimana debit air menjadi mengecil, sementara air hujan tidak tertampung di DAM. Selain itu, pengambilan batu dan pasir menyebabkan erosi pada sungai. Sehingga dikhwatirkan 300 hektar sawah di subak Semanggong, Subak Pohsanten, subak pecelengan dan subak Yeh Kuning  menjadi kering.  “Dulu sebenarnya pernah ditutup, tapi terus dibongkar. Tadi maunya kami tutup permanen karena jalan itu jalan adat. Terus ada kejadian seperti ini, makanya mereka kumpulkan disini” Ujarnya.

Kayan Winanta, sopir truk enggkel mengatakan mendengar jalan itu akan ditutup pihaknya sengaja memakirkan truk itu berjejer. Pasalnya pihaknya sudah memberikan kontribusi ke adat sebesar Rp. 500 ribu per bulan untuk membantu odalan di Pura banjar Rangdu. Juga sebelumnya pihaknya melakukan kontrak melalui perorangan dengan kontribusi senilai Rp. 250 ribu per bulan. “Kami kecewa ddengan pertemuan ini yang tidak menghasilkan solusi. Kapanpun ada pertemuan lagi kami siap hadir” Ujarnya.

Sementara itu, sejumlah perangkat desa termasuk Camat Mendoyo, Kepala Dinas PU Jembrana serta babinkamtibmas masih menggelar pertemuan untuk mencari solusi. “Nanti kami jadwalkan kembali dan mengundang mereka” Ujar Perbekel Pohsanten, Gusti Ketut Suarta. MT-MB