Jembrana (Metrobali com)-

 

Sekolah di Kabupaten Jembrana hingga kini belum bisa melakukan pembelajaran secara normal. Selain melalui daring, pembelajaran juga dilakukan melalui program Guru Kunjung dan teranyar Jah Melajah dengan metode zoom.

Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Jembrana, Ni Made Wartini mengatakan bahwa Jembrana masih dalam katagori level 4 Covid-19. Sehingga sekolah-sekolah belum bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).

“Dari hasil koordinasi bersama Satgas Covid-19, kita (Jembrana) masih level 4. Jadi untuk PTM belum bisa dilaksanakan” ujar Wartini ditemui, Jumat (3/9/2021).

Kendati demikian pihaknya sedang mempersiapkan sarana protokol kesehatan (prokes) dan pendukungnya, baik sekolah, guru maupun siswa untuk nantinya bisa melaksanakan PTM secara terbatas.

“Dalam PTM terbatas ini kami sudah koordinasi dengan masing-masing satuan pendidikan dan semua kepala sekolah untuk memastikan kesiapan kelengkapan prokes” jelasnya.

Diakuinya mayoritas orang tua siswa menginginkan agar PTM bisa segera terlaksana. Ini dibuktikan dari hasil survey dimana 95 persen orang tua siswa menginginkan hal tersebut. “Dari hasil survey kami, 95 persen orang tua siswa sangat setuju jika PTM bisa dilaksanakan” tandasnya.

Kesiapan menuju PTM dan PTM terbatas menurutnya semua guru termasuk tenaga administrasi (TU) sekolah dari tingkat TK, SD dan SMP sudah mendapat suntikan vaksin bahkan mencapai 95 persen. Sedangkan vaksinasi bagi anak atau siswa dari usia 12 tahun sampai 17 tahun sudah mencapai 90 persen.

“Jadi sekarang kami masih menunggu. Mudah-mudahan segera turun dari level 4” harapnya.

Karena sesuai arahan dari Kementerian Pendidikan lanjutnya, PTM maupun PTM terbatas baru bisa dilaksanakan jika sudah dengan katagori level 3, level 2 dan level 1.

Pihaknya juga akan memohon kepada Bupati Jembrana agar mengijinkan PTM ataupun PTM terbatas bisa segera terlaksana. Dan tentunya dengan menyertakan data dari hasil survey orang tua siswa, vaksinasi para guru dan ketersediaan kelengkapan prokes di sekolah-sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

PTM terbatas kata Wartini, sebenarnya sudah pernah dilaksanakan di bulan Mei serta bulan Juni lalu dengan kapasitas 50 persen dengan cara bergantian dan berhasil. Dan keberhasilan PTM terbatas Ini juga akan disampaikan kepada Bupati Jembrana sebagai dasar pertimbangan.

Pihaknya juga telah bersinergi bahkan melaksanakan kerjasama dengan Dinas Kesehatan melalui faskes (fasilitas kesehatan) sebagai antisipasi jika nantinya terjadi kasus positif saat PTM diberlakukan. “Sekolah-sekolah sudah melaksanakan MoU dengan faskes-faskes seperti puskesmas yang dekat dengan sekolah. Jadi begitu ada indikasi, petugas langsung turun” pungkasnya. (Komang Tole)