Ilustrasi : Di Jembrana 75 Orang Terjangkit HIV

Jembrana (Metrobali.com)-

Penularan HIV-AIDS masih sangat mengkhawatirkan. Prilaku seks bebas menjadi penyebab tertinggi penularan HIV-AIDS.

Di Bali, Kabupaten Jembrana menempati urutan ke lima jumlah penderita HIV-AIDS. Penularan penyakit mematikan ini ditemukan di semua kecamatan di Jembrana.

Berdasarkan data pada Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jembrana, dari Januari 2019 hingga akhir November 2019 total temuan kasus baru HIV di Jembrana sebanyak 75 orang. Jumlah total kasus HIV-AIDS dari 2005 hingga 2019 mencapai 1.047 kasus dengan 235 orang meninggal dunia. Sedangkan tahun 2018 lalu terjadi 104 kasus HIV-AIDS.

Temuan kasus baru sebanyak 75 orang tersebut merupakan hasil test VCT di 15 klinik VCT dengan jumlah kunjungan mencapai 4.386 orang. Diantaranya di Puskesmas I Pekutatan ditemukan 5 kasus baru, di Puskesmas I Mendoyo 12 kasus dan Puskesmas II Mendoyo 2 kasus.

Sedangkan di Puskesmas I Jembrana ditemukan 2 kasus, Puskesmas II Jembrana 3 kasus, Puskesmas I Negara 4 kasus, Puskesmas II Negara 9 kasus, Puskesmas I Melaya 10 kasus, Puskesmas 2 Melaya 4 kasus dan RSU Negara 17 kasus. Sementara di rumah sakit swasta ditemukan 7 kasus yakni di rumah sakit Kertayasa 1 kasus dan rumah sakit Bali Med ditemukan 6 kasus.

Penderita HIV-AIDS didominasi kelompok umur produktif kisaran usia 20 tahun hingga 47 tahun dengan berbagai latar belakang pekerjaan atau profesi. Bahkan yang memprihatinkan sejak 15 tahun terakhir ditemukan 47 kasus pada ibu hamil dimana 23 persen diantaranya IRT (Ibu Rumah Tangga). Selain warga Jembrana, juga ditemukan 5 orang penduduk luar Jembrana yang dinyatakan positif HIV-AIDS di Klinik VCT di Jembrana.

Kendati pemerintah menyediakan ARV secara gratis, namun hanya 237 Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) yang masih konsisten melanjutkan terapi ARV.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehehatan Kabupaten Jembrana, dr. I Gusti Agung Putu Ary Santha mengatakan dari data yang ada penularan HIV didominasi karena perilaku seks berisiko, selain jarum suntik.

Menurutnya dalam kasus penularan HIV-AIDS, Jembrana berada diurutan ke lima di Bali, sedangkan Bali berada diurutan ke lima dari seluruh Indonesia.

Pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam meminimalisir kasus HIV-AIDS, baik melalui sosialisasi maupun penyuluhan. Bahkan hingga menyasar komunitas beresiko seperti PSK.

“Target kita tahun 2030 HIV-AIDS tereliminasi dengan triple zero. Tidak ada infeksi baru, tidak ada ODHA yang meninggal karena infeksi oportunistik dan tidak ada lagi diskriminasi ODHA” ujarnya ditemui disela-sela Peringatan ke-30 Hari AIDS Se-Dunias (HAS) di Simpang Empat Sudirman, Jembrana Minggu (1/12). (Komang Tole)