Denpasar 30/10 (Metrobali.com) – Di Bali ditemukan uang kertas palsu sebanyak 1.216 lembar selama triwulan II- 2013 (April-Juni), bertambah 11,24 persen jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang terdata 925 lembar.

“Baik secara kualitas maupun kuantitas, penemuan uang kertas palsu di daerah pariwisata ini setiap tahunnya terus meningkat,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III (Bali-Nusa Tenggara) Dwi Pranoto, dalam laporannya di Denpasar, Rabu.

Bertambah banyak uang kertas palsu yang beredar di daerah ini diketahui berdasarkan temuan bank-bank atau laporan lembaga keuangan lainnya termasuk dari masyarakat, namun tidak disebutkan berapa nilai dari seluruh lembar uang palsu tersebut.

Tetapi uang kertas palsu yang beredar diketahui paling banyak adalah pecahan Rp100.000, yakni mencapai 92,52 persen dari volume uang palsu yang beredar, kemudian pecahan Rp50.000 sekitar 6,7 persen dan sisanya pecahan Rp20.000.

Bank Indonesia berupaya mempersempit ruang gerak peredaran uang palsu di daerah ini dengan melakukan sosialisasi secara berkelanjutan tentang ciri-ciri keaslian nilai uang rupiah kepada masyarakat.

Dalam pemantauan terhadap peredaran uang palsu di daerah ini, Bank Indonesia bekerja sama dengan Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal), dan instansi terkait lainnya.

Ia menuturkan, pihaknya intensif melakukan pengawasan dan penarikan uang palsu jika ditemukan, serta aktif melakukan sosialisasi. “Kami juga membentuk satuan kerja untuk memberantasnya,” kata dia sambil minta agar masyarakat tetap waspada.

Masyarakat di daerah ini diharapkan selalu waspada terhadap uang kertas palsu yang beredar dengan jumlah dikhawatirkan bertambah banyak. Terutama para petugas kasir di pasar swalayan atau tempat potensial lainnya harus lebih berhati-hati.

Kewaspadaan itu penting karena jumlah peredaran uang palsu meningkat hampir 291 lembar dalam tempo tiga bulan saja, oleh sebab itu peran serta masyarakat sangat penting dalam ikut mewaspadai terhadap pemalsuan alat tukar resmi tersebut.AN