Ubud (Metrobali.com)-

 Desa Visesa Ubud yang merupakan salah satu destinasi baru yang dikelilingi oleh alam khas pedesaan, membangkitkan kembali tradisi dan kebudayaan masa lalu yang mulai terlupakan. Dua pertunjukan seni yang menggabungkan antara drama, tarian dan music yang mampu mempersembahkan cerita yang luar biasa “Balinese Living Arts”. “Balinese Living Arts” dipentaskan di area terbuka Desa Visesa dan juga di Puri Kantor Ubud. Dengan dua cerita yang berbeda yaitu, Siwa Nataraja – Bali Unmasked menceritakan awal terbentuknya seni-seni yang ada di Bali yang disakralkan dan menjadi pedoman bagi masyarakat Bali khususnya. Diceritakan pula bagaimana segala kebaikan akan bisa meredam amarah dan Dewi Sri – The Quest for Balance yang menceritakan tentang kehidupan desa dan rasa syukur masyarakat Bali atas limpahan rejeki dan hasil panen yang diberikan. Disutradarai oleh Peter Wilson seorang sutradara terkenal yang berkolaborasi dengan Made Sidia, seorang master wayang kulit di Bali berhasil membawa gagasan baru mengenai pertunjukan dan musik tradisional tanpa melupakan konsep dari Desa Visesa.

Premier launching untuk jadwal pertunjukan yang baru diadakan di Desa Visesa dan Puri Kantor dihadiri kurang lebih 80 undangan, turut mengundang rekan – rekan dari travel agent, hotel sekitar dan media partner. Pukul 4 sore, semua undangan diajak untuk menyaksikan pertunjukan Dewi Sri – The Quest for Balance ditengah – tengah sawah di Desa Visesa. Lalu para undangan diajak melihat – lihat Padi Fine Dining, salah satu restaurant baru yang ada di Desa Visesa untuk cocktail party sambil menikmati pemandangan hijau dan diiringi suara aliran sungai.

Tepat pukul 6 sore para undangan di antar menuju Puri Kantor dengan menggunakan shuttle. Ketika suasana mulai gelap, para wisatawan yang berjalan – jalan disekitar Puri Kantor tampak mulai tertarik untuk menonton pertunjukan Siwa Nataraja yang dimulai pukul 7 malam tersebut. Ketika memasuki kawasan Puri, para wisatawan diminta untuk menggunakan kain dan selendang. Pertunjukan Siwa Nataraja ini berhasil membuat para undangan dan wisatawan tercengang dan penasaran. Di akhir pertunjukan para penonton diperbolehkan untuk mengabadikannya dengan photo bersama para pemain. Para tamu tampak sangat puas dan memberikan respon yang sangat positif dengan cerita yang belum pernah mereka saksikan ketika berada di Bali, khususnya Ubud. Acara yang berlangsung pada tanggal 30 Maret 2018 ini diadakan dengan tujuan untuk melestarikan seni, tradisi dan budaya masyarakat Bali yang merupakan salah satu misi dari Desa Visesa.

Puri Kantor

7.00 pm – 8 pm

Tiket Rp 200,000 net/orang (sudah termasuk welcome drink)


Desa Visesa

4 pm – 5 pm

Tiket Rp 300,000 net/orang (sudah termasuk welcome drink & light snack)

Kedua pertunjukan dipentaskan setiap hari Kamis, Sabtu & Minggu.

Editor : Whraspati Radha