Karangasem (Metrobali.com)-

Desa Pakraman Sengkidu  Kecamatan Manggis menjadi duta Karangasem ke Lomba Sadar Lingkungan tingkat Provinsi Bali dinilai tim provinsi (9/10) dipimpin Ir. Ni Luh Sulastini, diterima Kepala BLH Kabupaten Karangasem I Nyoman Diana, S.Sos bersama Tim Lomba Sadar Lingkungan Kabupaten Karangasem di Pura Bale Agung  Sengkidu.

Bendesa Adat  Sengkidu I Nyoman Wage,  SH., melaporkan, masalah lingkungan hidup di wilayah desa pakraman sengkidu sudah diatur di dalam awig-awig di dalam Sukerta Tata Palemahan Palet I dan diperkuat dengan hasil paswara. Desa Pakraman Sengkidu memiliki penduduk 2.448 jiwa  di antaranya, 1.209 laki-laki dan 1.239 perempuan dengan luas wilayah 222 Ha, Sawah 6 Ha, tegalan 123 Ha, pantai 1,5 Km. Desa Pakraman Sengkidu memiliki  1 sungai, 16 unit egative termasuk 3 home egative, termasuk di dalam kawasan pariwisata Candiadasa dengan kepemilikan pura sebanyak 37 buah, 1 Puskesmas, 1 pasar desa, 3 banjar dinas.

Tentang pengelolaan sampah dengan volume per hari 12 m3 memiliki 1 TPS dengan kendaraan sampah 2 buah, sampah dipilah menjadi sampah an-organik 2 m3/hari dan diolah menjadi pupuk kompos 10m3/hari. Di samping itu, juga melaksanakan program pengghijauan sejumlah 3.300 pohon.  Dalam melaksanakan program lingkungan telah dibuat program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Ketua Tim Ir. Ni Luh Sulastini mengatakan, Lomba Sadar Lingkungan ditujukan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap arti penting harmonisasi dan kelestarian lingkunagn sebagai daya dukung kehidupan manusia. Untuk itu selayaknya masyarakat sudah aktif berupaya melaksaakan pengendalian lingkungan agar tidak rusak dan berdampak egative bagi masyarakat itu sendiri.

Kepala BLH I Nyoman Diana, SE., menambahkan, masalah lingkungan dewasa ini sudah menjadi ikon penting di dalam skala pembangunan. Karenanya, melalui lomba merupakan satu metode untuk menstimulasi masyarakat mau berbuat positif terhadap lingkungan sebagai desa sadar lingkungan. Dengan demikian, upaya menekan terjadi gradasi lingkungan bisa dihambat sambil memicu  kesadaran masyarakat agar mau menjaga  lingkungannya. Usai penerimaan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan  seperti melihat dari dekat cara pengelolaan  sampah, kualitas prokasih, areal pasar, tempat suci, kuburan, jalan dan sebagainya.  Andi-MB.