SAMSUNG CAMERA PICTURES
Beberapa kawasan pemukiman sarana dan prasarana umum di Kota Denpasar yang akan mendapatkan penilaian dari tim Pemerintah Pusat.

 Denpasar (Metrobali.com)-

Denpasar telah masuk dalam jajaran kota besar di Indonesia. Deretan kota-kota di Indonesia dengan program Kementerian Kesehatan RI melakukan sebuah penilaian dalam masuknya jajaran kota dengan penilaian Kota Sehat. Pada tahun ini penilaian kembali di lakukan dengan program Denpasar Kota Sehat kembali mendapatkan penilaian yang pada tahun sebelumnya telah memperoleh tiga kali berturt-turut Penghargaan Kota Sehat dalam setiap perayaan Hari Kesehatan Nasional. Pada Tahun 2015 meraih penghargaan tertinggi “Swastisaba Wistara” Tingkat Nasional yang diserahkan saat itu Menteri Kesehatan RI, Prof. DR. dr. Nila Farid Moeloek.  

“Tahun ini pemerintah pusat kembali melakukan penilaian Kota Sehat di Kota Denpasar,” ujar Kadis Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini pada Kamis (19/1) di Denpasar. Beberapa program pemkot dalam peningkatan Denpasar Kota Sehat mendapatkan penilaian dari tim pusat. Tentu dari kriteria penilaian yang telah diberian pemerintah pusat telah masuk dalam program berkesinambungan Pemkot Denpasar. Meliputi pelayanan kesehatan dasar masyarakat yang menyasar kawasan masyarakat banjar hingga mewujudkan sebuah pemukiman masyarakat yang sehat. Tidak hanya terdapat dalam program Dinas Kesehatan namun juga menjadi progran sinergi seluruh perangkat daerah Kota Denpasar.

Penyelenggaraan kota sehat di Kota Denpasar dimulai sejak tahun 2009 dengan mengikutsertakan 7 kawasan dari sembilan kawasan yang ada. Yakni kawasan pemukiman, sarana dan prasarana umum, kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi, kawasan industri dan perkantoran sehat, kawasan pariwisata sehat, ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang sehat yang mandiri dan kehidupan sosial yang sehat.

Sedangkan dua kawasan yang tidak diikuti adalah kawasan pertambangan sehat, kawasan hutan sehat karena Kota Denpasar tidak memiliki kedua kawasan tersebut. Disamping itu Sri Armini juga menjelaskan indikator derajat kesehatan yang telah dicapai Kota Denpasar dimana angka kematian bayi 0,6 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 0,38 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu melahirkan 16,1 per 1000 kelahiran hidup sedangkan angka prevalensi balita kekurangan gizi 0,08 persen. PUR-MB