Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Kota Denpasar mengharapkan kedatangan kapal Greenpeace jenis Rainbow Warrior III ke Bali mulai 31 Mei hingga 2 Juni 2013 dapat menjadi spirit kesadaran bagi masyarakat di daerah itu dalam upaya pelestarian lingkungan.

“Mudah-mudahan apa yang menjadi visi misi para kru Greenpeace dapat tercapai dan kami rasa kegiatan ini sangat mulia untuk mendorong kesadaran masyarakat di Denpasar dalam bidang kelautan dan kehutanan,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar Anak Agung Sudarsana saat menyampaikan sambutan pada acara kedatangan kapal Greenpeace di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat.

Ia mencontohkan di Kota Denpasar sudah dilakukan upaya menjaga lingkungan melalui program Denpasar Bersih dan Hijau, penyelamatan terumbu karang, mengubah minyak jelantah menjadi biodisel, dan sampah menjadi energi listrik.

“Hal itu dilakukan untuk memberi perlindungan pada keanekaragaman hayati dan penjabaran konsep Tri Hita Karana atau tiga keseimbangan dalam kehidupan. Kiranya kerja sama melalui kunjungan kapal ini bisa terus dilanjutkan,” ujarnya.

Sementara Pep Barbal, Kapten Kapal Rainbow Warrior III mengaku sangat senang dan menikmati keindahan alam Indonesia selama tiga minggu mengelilingi perairan Nusantara yang dimulai dari Jayapura pada 9 Mei 2013. “Banyak pengalaman yang bisa saya dapatkan dari berkomunikasi dengan warga dan nelayan tradisional,” ujarnya.

Mengarungi laut tropis Indonesia, jelas dia, juga penuh tantangan apalagi mayoritas pergerakan kapal ramah lingkungan ini ditopang oleh layar, hanya sekitar 10 persen menggunakan mesin.

Sedangkan Kepala Greenpeace Indonesia Longgena Ginting mengatakan kekayaan laut di Nusantara sangat beraneka ragam, bahkan terkaya di dunia.

“Hanya saja kondisinya bisa menjadi sangat rapuh dan sangat rentan sebagai dampak dari pembangunan. Oleh karena itu, semua harus bertindak segera dan kita tidak punya banyak waktu,” katanya.

Menurut dia, dengan kondisi laut yang sehat dan terjaga tentunya akan membuat rakyat sejahtera. Greenpeace sebagai organisasi internasional di bidang lingkungan sangat mendukung inisiatif dari masyarakat dalam upaya perlindungan alam untuk masa depan. “Kami mendorong laut Indonesia dapat terpulihkan, terjaga dan terlindungi,” katanya.

Pada acara kedatangan kapal ini dimeriahkan pula dengan penampilan tarian tradisional Bali, aksi dari Band Navicula, para kru kapal yang bernyanyi bersama serta kunjungan para undangan diperbolehkan masuk ke dalam kapal ramah lingkungan itu.

Sebelum kapal bersandar di Pelabuhan Benoa, juga didahului dengan upacara ritual menurut Hindu. Sebanyak 30 orang kru dan juru kampanye Greenpeace sebelum menuruni kapal mendapat kalungan selendang dan diberikan “udeng” atau ikatan kepala khas Bali.

Kapal akan dibuka untuk umum pada 1 Juni 2013 dan masyarakat nantinya dapat menikmati pernak-pernik pameran lingkungan yang disajikan dalam kapal. INT-MB