Ket foto : Suasana pembukaan Denfest ke-13 Tahun 2020 yang digelar secara virtual awal Oktober lalu.

Denpasar, (Metrobali.com)

Gelaran Denpasar Festival (Denfest) ke-13 tahun 2020 tinggal menghitung hari. Pasalnya, event rutin tahunan yang kali ini digelar secara hybrid system ini akan ditutup secara resmi pada 31 Desember 2020 besok. Kendati digelar ditengah pandemi Covid-19, Denfest ke-13 pun turut panen pujian dan apresiasi dari para seniman dan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Denpasar.

Denfest tahun ini digelar ditengah pandemi Covid-19. Berbagai tantangan  dihadapi untuk memberikan dukungan bagi seniman, pelaku ekraf dan bahkan UMKM di Kota Denpasar. Selain itu pelaksanaanya tahun ini tak lepas kaitanya dengan komitmen besar Pemkot Denpasar untuk memberikan perhatian bagi seniman dan pelaku ekonomi kreatif di tengah pandemi Covid-19 memang patut diacungi jempol. Meski ditengah situasi yang serba terbatas saat ini, beragam inovasi dan terobosan justru muncul guna mewadahi kreatifitas seniman dan pelaku ekraf.

Selain memberikan ruang berkreasi, Denfest kali ini juga sebagai wahana untuk memberikan stimulus ekonomi bagi seniman dan pelaku ekraf di Kota Denpasar. Selama hampir tiga bulan penuh beragam sajian baik online dan offline, Denfest ke-13 mampu diterima masyarakat dengan pola yang baru. Bahkan, pujian dan apresiasi turut datang dari seniman dan pelaku ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

Founder, Owner dan Head Creative Voordurend Love Company, Pontil Vonzealous juga berpesan bahwa Denfest ke-13 yang digelar secara hybrid ini merupakan suatu harapan dan kegiatan yang sangat dinantinya.

“Sebagai pelaku usaha yang ikut serta, Denfest virtual ini merupakan apa yang menjadi harapan dan kita tunggu bersama, tayangan online sangat bisa di akses oleh banyak orang dan tanpa batas, jika offline orang yang berbelanja itu-itu saja, dengan online bisa lebih luas, secara personal saya sangat mendukung dan menunggu kegiatan ini terlaksana, sangat baik dan kedepan online juga harus digerakkan untuk mengamankan market luar Bali,” katanya

Pemilik Pragina Showbiz Bali, I Gusti Agung  Bagus Mantra mengingatkan Denfest virtual yang digelar tahun ini merupakan jawaban atas tantangan adaptasi kebiasaan baru. Dimana, kita harus terus bertransformasi untuk mencari ruang kreatifitas.

“Kalau anak muda pasti kreatif, dalam masa pandemi saat ini platform digital jawabanya, yang terpenting kedepanya kita harus berkarya meretas batas seperti tema Denfest tahun ini, dimana kita harus berkarya bebas namun tidak kehilangan jati diri, taksu dan genuine creativity,” pesanya

Seniman lainya, Eka Badeng turut mengapresiasi pelaksanaan Denfest ke-13 serta Denpasar Creative Young ini. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi mereka yang bergerak pada bisnis entertaimen atau hiburan.

“Tentu kami sangat memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Denfest ke-13 ini yang mampu memberikan ruang bagi seniman dan pelaku UMKM sehingga dapat tetap produktif di masa Covid-19 ini,” ujarnya

Hal senada turut disampaikan Benny Dipo yang merupakan salah satu pentolan dari group Teater Kini Bersemi (Tekiber), pihaknya menyebut bahwa Denfest yang di gelar Pemkot Denpasar pada masa pandemi menjadi jawaban kami sebagai insan seni untuk dapat selalu produktif. Fasilitasi ini memberikan manfaat bagi insan kreatif, bahwa situasi pandemi tidak menjadikan kita berdiam diri, namun harus tetap berinovasi. Pada situasi pandemi ini kemasan penampilan kreatif dengan memadukan unsur digital menjadi pilihan. Meski Tekiber yang karyanya bisa disaksikan melalui akun youtube, namun tampil live tentu sangat berbeda dengan aksi panggung yang langsung dapat dinikmati penonton.

“Semoga situsi ini segera berlalu dan dapat pulih kembali, yang tidak memungkiri kami untuk terus berinovasi,” ujarnya.

Pentolan  Band Kroncong Jancuk, Gede Phaii mengatakan bahwa langkah penyelenggaraan Denfest ini sangat baik dan memberikan nafas baru di tengah pandemi, yang membuat kami harus terus berproses dan jujur dalam berkarya.

“Harapan kedepan setelah pandemi berakhir pelaksanaan Denfest bisa dilakukan secara offline dan online, adanya interaksi dan semua kalangan bisa mengakses,” ujarnya.

Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani didampingi Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Wayan Hendaryana dan Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu ‘Lengkong’ Yuliarta saat diwawancarai menjelaskan bahwa pelaksanaan Denfest ke-13 tahun ini tak lepas dari komitmen besar Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra untuk memberikan ruang sekaligus stimulus bagi pelaku seni dan ekonomi kreatif di Kota Denpasar. Hal ini lantaran dengan kondisi yang serba terbatas saat ini seniman dan pelaku ekonomi kreatif merasakan goncangan yang hebat.

“Jadi Denfest ini dilaksanakan guna memberikan ruang sekaligus memberikan stimulus ekonomi bagi pelaku seni dan ekonomi kreatif di Kota Denpasar,” jelasnya

Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan Denfest dibagi dalam beberapa program utama yakni Virtual Fashion Show, Band Cafe, Art & Creative Talk Show, Denpasar Young Creative, Denpasar Maprawerti dan UMKM Denfest 2020 dengan melibatkan sedikitnya 2.915 seniman dan penggiat ekraf di Kota Denpasar.

 “Jadi kita bisa lihat bersama bahwa seniman dan pelaku ekraf sangat terdampak akibat keterbatasan situasi saat ini dan sebagai kota kreatif berwawasan budaya kami memberikan dukungan penuh terhadap seniman dan pelaku ekraf di Kota Denpasar,” jelasnya

Hendaryana menambahkan bahwa selain itu, gelaran Denfest juga membangkitkan pasar UMKM Denpasar. Khususnya yang bergerak di bidang kuliner dan ekraf. Hal ini mengingat dibukanya jaringan pemasaran ke luar Denpasar sehingga mengundang keterlibatan tujuh  kota (sister cities) di berbagai belahan dunia turut bergabung dalam helatan ini.

“Semoga dengan suksesnya pelaksanaan Denfest yang menjadi festival hybrid terbesar dan terlama di masa pandemi ini dapat membangkitkan geliat pasar sekaligus memberikan stimulus ekonomi bagi UMKM, pelaku seni dan ekraf di Kota Denpasar,  dan semoga pandemi lekas usai,” harapnya. (HumasDps/Ags).