Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Bali Made Mudarta mengatakan pihaknya sudah melakukan evaluasi kinerja calon anggota legislatif dalam upaya memenangkan calon gubernur dan wakil gubernur Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta pada Pilkada Bali.

“Secara umum calon anggota legislatif (caleg) sudah bekerja maksimal berupaya memenangkan paket Pasti-Kerta di daerah pemilihannya masing-masing,” kata Mudarta di Denpasar, Selasa (21/5).

Oleh karena itu, kata Mudarta, DPD Partai Demokrat Bali tidak akan melakukan perubahan daftar calon sementara (DCS) yang maju ke DPRD Bali.

“Kami tidak melakukan perubahan DCS. Karena para calon itu sudah bekerja profesional untuk partai. Mereka sudah bekerja keras memenangkan paket Pasti-Kerta sesuai daerah pemilihan masing-masing,” kata politikus asal Desa Yeh Embang, Kabupaten Jembrana.

Menyinggung soal perbaikan berkas DCS ke KPU Bali, kata dia, jadwal perbaikan DCS hari ini (Selasa, red) ditutup, tetapi kader Demokrat sebelum penutupan sudah memperbaiki dan memenuhi kekurangan persyaratan dari KPU.

“Para caleg sudah melengkapi dan menyempurnakan berkas. Kami yakin semua berkas sudah dilengkapi karena ada tim yang bekerja mengurus administrasi itu,” ujarnya.

Menyinggung dampak Pilkada Bali atas perolehan suara Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2014, Mudarta mengatakan pilkada dan pemilu legislatif adalah dua hal yang berbeda.

Ia mengatakan kalau pilkada rakyat memilih figur, sementara dalam pemilu legislatif, rakyat memilih para wakil rakyat yang diusung partai politik.

“Hasil pilkada ini belum bisa menunjukkan bagaimana perolehan suara Partai Demokrat dalam pemilu legislatif. Ketika sudah masuk masa kampanye pemilihan legislatif, baru bisa kelihatan tren pilihan rakyat ke parpol apa saja,” kata Mudarta.

Sementara itu, Wakil Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP juga melakukan evaluasi atas kinerja para kader dan caleg yang masuk DCS, baik DCS di DPRD kabupaten/kota maupun DPRD Bali serta DPR RI.

Menurut dia, memang ada perubahan atau pergantian DCS, namun Hasto tidak menjelaskan secara detail siapa saja DCS yang dicoret atau diganti karena kalah di daerah pemilihannya.

“Kalau mengenai masalah perubahan DCS, hal ini pasti ada perubahan. Baik karena ada yang pindah partai maupun terindikasi ijazah pendidikan SMA belum lengkap. Ada juga karena melihat dinamika politik saat ini yang mengusulkan penggantian dengan tokoh lain. Ada juga hasil evaluasi pilkada,” ujarnya.

Menyinggung apakah ada DCS yang diganti karena tidak bekerja memenangkan PAS, Hasto mengatakan ada juga yang seperti itu. Namun dia enggan membeberkan siapa saja mereka yang masuk penilaian itu.

“Ada yang seperti itu, DCS tidak bekerja memenangkan PAS. Tetapi banyak juga DCS yang sudah bekerja dan bergotong-royong tetapi ditemukan ada pihak-pihak lain yang campur tangan dalam pilkada ini yang menyebabkan perolehan suara PAS merosot,” katanya. INT-MB