Jembrana (Metrobali.com)-

Satu bulan lebih dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jembrana berbagai langkah dan terobosan telah dilakukan I Nengah Tamba dan Gede Ngurah Patriana Krisna. Bahkan Bupati Jembrana I Nengah Tamba harus “memasang bubu” hingga ke Jakarta. Ini dilakukannya semata-mata untuk membahagiakan masyarakat Jembrana.

Mengacu pada perda anggaran dijelaskan Bupati Jembrana I Nengah Tamba bahwa anggaran tahun ini masih menggunakan anggaran bupati dan wakil bupati sebelumnya, bukan anggaran Bupati Tamba dan Wakil Bupati Ipat (Gede Ngurah Patriana Krisna.

Namun demikian kata Bupati Tamba, dirinya berusaha semaksimal mungkin mengerjakan apa yang bisa dikerjakan sesuai dengan visi misi yakni membangun Jembrana yang bahagia dan Sat Kerti Loka Jembrana yang tentunya bermuara pada kehidupan sehari hari dan saling mencintai. Mencintai alam dan lingkungan, mencintai sesama manusia dan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam satu bulan lebih sedikit ini kata Bupati Tamba banyak hal yang sudah dikerjakan dan banyak hal juga yang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kedepannya. Disatu sisi dirinya selaku bupati dan Ipat, Wakil Bupati, sangat memaklumi kondisi di dinas (OPD) dimana sampai sekarang kemistrinya belum nyambung.

“Saya melihat masih ada (pimpinan OPD) yang masih meraba-raba. Tamba sama Ipat ini mau bagaimana. Saya sama Ipat sangat maklum. Tapi ini tidak boleh lama karena kita sudah kenceng, jadi juga harus kenceng” tandas Bupati Tamba.

Mengawali dari pekerjaan sambungnya, banyak hal yang sudah dikerjakan termasuk dua kali ke Jakarta. “Saya ke Jakarta bukan melali, tapi masang bubu membawa proposal supaya masyarakat Jembrana bahagia. Bukan melali (bermain)” ujar Bupati Tamba belum lama ini.

Ke Jakarta,dirinya mendatangi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Karena semuanya pusat yang mengatur. Di bidamg pariwisata karena akan dibangun destinasi pariwisata yakni sirkuit tree in one di Desa Pengambengan.

Kenapa di Pengambengan yang dekat pantai, karena sudah ada lahan seluas empat hektar dan jalan menuju ke Pengambengan sangat bagus. Selain itu Pengambengan merupakan salah satu desa yang selama ini sebagai menyumbang PAD Jembrana yang luar biasa.

“Saya ingin memulai dengan yang bagus. Kalau sekedar sirkuit bisa, tapi tidak menarik, buat apa. Kita akan membangun sirkuit yang nantinya komplikated dan saling terintegrasi” ungkap Bupati Tamba.

“Pengambengan setiap tahun juga sebagai langganan banjir. Jadi kita fokus dulu disitu (Pengambengan)” imbuhnya.

Dengan dibangun sirkuit tree in one Bupati Tamba berharap kedepanya event pariwisata bisa diadakan setiap bulan dan tidak terputus, mulai dari Mekepung, balapan kuda dan layang-layang. Dan setiap bulan Agustus di Pengambengan ada kegiatan petik laut dan balapan jukung tradisional.

Mekepung yang diadakan di sirkuit disampaikan Bupati Tamba, mekepung tourisem yang tidak memakai alat pukul yang dapat melukai kerbau, tapi menggunakan pecut. Selain itu juga disediakan tempat bagi pelaku UMKM di Jembrana. Terlebih UMKM masih berbentuk parsial-parsial bukan dalam bentuk brand satu kesatuan. Sementara produknya sudah bagus bagus.

Sedangkan proposal di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi terkait rencana akan dibangunnya gate Gilimanuk dan rencananya dalam sepekan mendatang akan ada MoU master plan gate Gilimanuk.

“Perubahan nanti, penumpang yang dari Jawa langsung masuk terminal. Jadi begitu kapal sandar, penumpang langsung masuk ke terminal” jelasnya.

Pemeriksaan penumpang menurutnya tidak lagi dilakukan oleh Sat Pol PP, namun oleh pramuwisata karena ingin menunjukan nuansa Bali, selain kenyamanan. “Nanti konsepnya modern, tapi estetikanya tetap bernuansa Bali” beber Bupati Tamba.

Dengan dibangunnya gate Gilimanuk diyakini akan mampu menambah PAD Jembrana melalui retribusi penumpang yang masuk ke terminal. Dan dari hasil diskusi dalam sehari akan masuk kisaran Rp.25 juta, baik yang akan masuk ke Bali maupun restribusi penumpang yang akan keluar Bali. Belum lagi dari transaksi UMKM yang ada.

Konsep tersebut lanjutnya juga masih didiskusikan dengan desa pekraman setempat karena dirinya sangat menghormatinya. Karena pembangunan akan dimulai di tahun 2022. “Minggu depan sudah ada master plan. Jadi kami ke Jakarta bulan melali, tapi membawa proposal untuk Jembrana yang bahagia” pungkasnya. (Komang Tole)