gede sumarjaya linggih

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Komisi IX DPR Gde Sumarjaya Linggih  Demer mengajak generasi muda di Pulau Bali untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

“Kita harus mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan penguatan kreativitas, kemandirian, dan etos kerja yang berbasis kearifan lokal untuk menghadapi MEA,” katanya dalam acara dengar pendapat di Fakultas Ekonomi Bisnis Unud Denpasar, Sabtu (28/2).

Dalam acara dengar pendapat tersebut juga diikuti oleh mahasiswa Unud dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Denpasar serta sejumlah organisasi kepemudaan lainnya.

Politikus Partai Golongan Karya itu mengatakan bahwa dalam era MEA pertukaran tenaga kerja ke luar negeri atau sebaliknya akan sering terjadi sehingga SDM bangsa ini perlu dipersiapkan lebih matang.

“Sesuai dengan motto Presiden Joko Widodo yaitu revolusi mental. Banyak hal yang perlu dibenahi dari bangsa ini,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mendorong generasi muda untuk memunculkan ide dan dipraktikkan di lapangan. “Saya yakin semua generasi muda ini memiliki ide yang cemerlang, namun jika ide itu tidak diterapkan maka tidak akan ada gunanya. Dengan demikian, kita harus mencoba dan berusaha sambil membenahi diri,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Demer sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali itu juga menekankan bahwa dalam menghadapi MEA tetap mempertahankan kearifan lokal yang menjadi warisan nenek moyang. “Kearifan lokal itu adalah karakter bangsa dan tidak bisa ditinggalkan,” ujarnya.

Ketua KNPI Kota Denpasar, Agus Ega Indra Jaya menambahkan bahwa dalam menghadapi MEA pada akhir 2015 perlu dipersiapkan SDM yang berkualitas sehingga tidak tergilas oleh kemajuan zaman.

“Pergerakan uang dan tenaga kerja pada era MEA akan sangat cepat sehingga kita perlu mempersiapkan mulai dari sekarang,” ujarnya.

Menurut dia, dalam menyongsong MEA tanpa meninggalkan kearifan lokal dan bisa bersaing di dunia internasional.

Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Bisnis, Gerianta Wirawan Yasa, menganggap MEA menjadi isu sangat hangat dan sudah resmi akan masuk pada akhir 2015. “Generasi muda kita bisa dan mampu menyesuaikan diri karena saya yakin etos kerja orang Bali itu sangat tinggi dan sangat menghindari adanya konflik,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, dia mengapresiasi KNPI sebagai wadah organasasi kepemudaan kerena telah melakukan berbagai hal positif untuk kemajuan bangsa.

Dia berharap kepada generasi muda agar mampu menjadi penggerak atau motor kemajuan ekonomi bangsa.

Sementara itu, Seniman I Gede Anom Ranuara yang dalam kesempatan itu sebagai pembicara juga sependapat dengan tema kegiatan tersebut.

“Kearifan lokal yang telah dimiliki bangsa ini perlu dipertahankan. Dalam menghadapi MEA tidak hanya perlu SDM yang berkualitas, tetapi tetap tidak meninggalkan akar budaya warisan para leluhur,” ujarnya.

Dia mencontohkan pesatnya perkembangan pariwisata di Pulau Dewata. “Banyak sekali wisatawan yang belajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali. Hal itu dilakukan semata-mata hanya untuk memperlajari adat budaya yang dimiliki bangsa ini,” ujarnya.

Dengan demikian, dalam menghadapi MEA pada akhir 2015 ini semuanya harus berjalan beriringan dengan tanpa meninggalkan akar budaya bangsa yang telah menjadi warisan para leluhur. AN-MB