Dedi Ruslan Anggota Dewan Penasehat Ekonomi Forum Bela Negara (FBN) Bali, di Sekolah Alam (KOLAM) Subak Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Tabanan Bali, Sabtu (14/8/2019).

 

Tabanan (Metrobali.com) 

 

Pengembangan dan penataan ekowisata Subak Penatahan yang asri yang diharapkan menjadi destinasi unggulan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan menjadi prioritas, Hal ini melihat potensi prospek pertanian organik dengan menyembulnya pancaran mata air panas dan dingin secara alami di kawasan itu.

“Kami fokus dahulu dengan menata akses jalan serta pematangan perencanaan konsep yang harus mengacu pada pedoman tata kelola manajemen ekowisata yang holistik,” kata Dedi Ruslan Anggota Dewan Penasehat Ekonomi Forum Bela Negara (FBN) Bali, di Sekolah Alam (KOLAM) Subak Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Tabanan Bali, Sabtu (14/8/2019).

KOLAM sendiri memiliki 4 mata air panas dan dingin yang gencar memberikan diseminasi informasi berupa edukasi tata kelola budi daya pertanian non organik yang berbasis teknologi ramah lingkungan. Dengan cakupan luas sekitar 4 hektar dengan padi serta buah-buahan organik dan peternakan kambing dan sapi.

Penataan akses jalan dan pengecatan dan pembuatan tanda-tanda penunjuk lokasi di area ini dilakukan dengan swadaya bergotong royong oleh warga Subak dengan tujuan agar nantinya memudahkan para siswa-siswi sekolah maupun wisatawan asing dan domestik untuk belajar mengetahui bagaimana tata kelola pertanian organik yang sebenarnya.

“Kebetulan kami memiliki praktisi pertanian lulusan S2 dari universitas ternama di Jepang yang akan memberikan diseminasi informasi kepada pengunjung dengan praktek interaksi langsung di sekolah alam kami,” tutur Dedi.

Minimal usaha kami nantinya akan menjadi sumbangsih penting terkait pendidikan pertanian dan kepariwisataan Bali khususnya Kabupaten Tabanan, “Disamping tetap menjaga kekayaan alam hayati dengan tetap menjaga kearifan lokal Bali”. (hd)