Foto: Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Gus Adhi) dan relawan Amatra terus bergerak melakukan fogging mandiri mencegah DBD.

Badung (Metrobali.com)-

Selain pandemi virus Corona atau Covid-19, masyarakat Indonesia termasuk Bali juga harus mewaspadai demam berdarah dengue (DBD). Ancaman kasus DBD pun masih cukup tinggi dibarengi dengan ancaman kematian yang tinggi pula.

Menyadari kondisi ini, Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) terus melakukan gerakan pencegahan DBD dengan melakukan pengasapan atau fogging secara mandiri dan terus memberikan edukasi kepada warga.

Seperti yang dilakukan Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali yang akrab dipanggil Gus Adhi ini di lima Banjar di Desa Kerobokan dan Desa Kerobokan Kelod, Kabupaten Badung, Minggu (10/5/2020).

“Selain Covid-19, DBD juga harus kita cegah. Karenanya saya terus bergerak melakukan fogging,” kata kata Gus Adhi ditemui usai melakukan fogging bersama relawan Amatra.

Fogging dan juga penyerahan obat fogging ini dilakukan di lima Banjar yakni Banjar Gede, Banjar Tegeh, Banjar Kancil (Desa Kerobokan), Banjar Pengubengan Kangin dan Pengubengan Kauh (Desa Kerobokan Kelod).

Bersamaan dengan aksi fogging mencegah DBD, Gus Adhi juga membagikan masker, dan melakukan penyemprotan desifektan sebagai upaya mencegah Covid-19 dan memutus mata rantai penyebaran virus ini.

Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan dan kelautan ini mengungkapkan bahwa progam fogging ini merupakan bagian dari progam rutin bakti sosial kepada warga. Selain juga karena sifatnya insidental dan mendesak di tengah banyaknya kasus DBD di Bali khususnya di Kota Denpasar.

Di beberapa tempat fogging dilakukan juga  karena adanya permintaan warga. “Kami akan terus bergerak melakukan fogging agar dapat mencegah dan menekan angka kasus DBD di Bali khususnya Denpasar,” kata politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.

Seperti diketahui, kasus DBD di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, di Indonesia sejak 1 Januari sampai 27 April 2020 tercatat 49.563 kasus DBD.

Angka terbanyak berada di Jawa Barat (6.337 kasus), Bali (6.050 kasus), Nusa Tenggara Timur (4.679 kasus), Lampung (4.115 kasus), dan Jawa Timur (3.715 kasus).

Pada periode yang sama, tercatat 310 kasus kematian. Kasus tertinggi di Nusa Tenggara Timur (48 kasus), Jawa Tengah (39 kasus), Jawa Barat (33 kasus), Jawa Timur (31 kasus), dan Lampung (17 kasus).

Untuk di Bali, Denpasar menjadi salah satu daerah yang angka kasus DBD-nya cukup tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, ada peningkatan tajam kasus DBD periode Januari-April 2020 dibanding periode yang sama pada tahun 2019 lalu.

Pada Januari-April 2019 ada 592 kasus DBD yang tercatat di Kota Denpasar. Sementara data Januari hingga 22 April 2020 kasus DBD di Denpasar mencapai 832 kasus. Sedangkan awal Mei 2020 ini, kasus DBD di ibukota Provinsi Bali ini sudah mencapai 1.034 kasus.

Dengan masih tingginya ancaman DBD ini, Gus Adhi mengajak masyarakat berperan aktif mencegah dan memberantas DBD dengan gerakan pemantauan jentik berkala dan melakukan program pemberantasan sarang nyamuk DBD secara masif.

Masyarakat juga diharapkan  rutin secara mandiri melakukan gerakan 3 M Plus, yakni menguras, menutup, menyingkirkan/mendaur ulang, dan menaburkan bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dbersihkan.

“Mari kita bersama-sama gotong royong cegah DBD dan Covid-19,” tutup Gus Adhi. (wid)