Dewa Budiasa

Presiden Kesatuan Pelaut Indonesia, Dewa Nyoman Budiasa
Denpasar (MetroBali.com)-

Peluang bekerja ke luar negeri khususnya kapal pesiar, sangat terbuka lebar. Namun sayangnya, tenaga kerja Bali tidak bisa memanfaatkan kesempatan emas itu secara maksimal. Salah satu penyebabnya, adalah daya saing yang rendah, akibat kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing atau bahasa Inggris, dan minimnya pengalaman kerja.

Presiden Kesatuan Pelaut Indonesia, Dewa Nyoman Budiasa, Jumat (26/5) mengatakan, minat orang Bali untuk bekerja ke luar negeri sangat tinggi. Namun menurutnya, minat saja tidak cukup, tanpa didukung kualitas.

“Terjadi kemerosotan kualitas lulusan dari sekolah-sekolah perhotelan di Bali. Mereka hanya sebatas lulus secara formalitas, namun mengesampingkan kualitas”, ungkapnya.

Pria yang juga Direktur PT Cipta Wira Tirta yang bergerak di bidang perekrutan tenaga kerja keluar negeri ini, juga menyampaikan, banyak lulusan secara kuantitas, namun justru masih sangat lemah dan kurang terampil, secara kualitas masih sangat rendah. Selain itu, kelemahan yang terjadi umumnya karena setelah tamat sekolah, lulusan hanya menunggu peluang datang sehingga minim pengalaman dan akibatnya, lulusan lupa dengan ilmu yang telah dipelajarinya.

Hal ini tentu akan menambah lebih banyak lagi jumlah pengangguran. “Ini jelas kurang bagus, sebab akan semakin banyak yang menganggur dan semakin lama menganggur, mereka akan semakin lupa dengan pengetahuan yang didapat di sekolah,” ujar Dewa Budiasa yang cukup lama bekerja di kapal pesiar.

Menurutnya, ini akibat kesalahan semua pihak baik itu tenaga kerja, sekolah, pendidik pelatihan. Ke depan hal ini harus menjadi perhatian semua pihak. Mereka yang baru lulus dari sekolah perhotelan harus berusaha bekerja untuk menambah jam terbang atau pengalaman, sebagai syarat untuk bekerja ke luar negeri khususnya di kapal pesiar. Dengan ketentuan terbaru, usia untuk bekerja di kapal pesiar minimal 19 tahun. Ini kesempatannya menjadi sangat terbuka lebar.

“Peluang sangat tinggi, cuma keterampilan nakernya yang kurang. Bali masih dibawah Philipina, dan baru 5 sampai 10 persen lulusan sekolah perhotelan yang terserap kerja ke luar negeri khususnya di kapal pesiar,” jelas Dewa Budiasa yang juga Ketua DPW Partai Nasdem Denpasar.

Ditanya jumlah tenaga kerja Bali di kapal pesiar sampai saat ini, dikatakan Dewa Budiasa, tak ada data yang akurat karena sejauh ini memang tidak ada sistem. “Sistem tak jalan sehingga data itu saya yakin tak ada yang akurat,” tegasnya.

PT Cipta Wira Tirta sendiri dikakatan telah berdiri tahun 2004 silam, dan sampai saat ini telah memberangkatkan lebih dari lima ribu tenaga kerja, terbanyak ke Eropa dan Amerika. Pihaknya menerapkan basis manning agency yakni sistem pengawakan. Ini mengacu pada aturan 2016, dimana semua biaya penempatan menjadi tanggungan pengguna tenaga kerja.

Dikatakan Dewa Budiasa, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan beberapa klien di Inggris, Jerman, Italia, dan beberapa outsourcing internasional. Dewa Budiasa juga mengingatkan generasi muda Bali, untuk merebut lebih banyak peluang kerja keluar negeri. “Jangan hanya menunggu, tetapi aktif untuk menimba pengalaman bekerja sebagai bekal hidup demi masa depan dan membantu ekonomi keluarga”, harapnya. ARI-MB