Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, Juni 2012, Denpasar alami inflasi 0,43 persen, sedangkan Nilai Tukar Petani naik 0,54 persen.

KOTA Denpasar alami inflasi sebesar 0,43 persen pada Juni 2012. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Juni) 2012 sebesar 2,65 persen dan laju inflasi “Year on Year” (Juni 2012 terhadap Juni 2011) sebesar 4,32 persen. Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Gde Suarsa, saat menggelar Berita Resmi Statistik, Senin (2/7).

Inflasi, menurut data BPS Bali, terjadi karena peningkatan harga yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks pada kelompok barang dan jasa, meliputi kelompok bahan makanan 1,36 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,26 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,58 persen, kelompok kesehatan 0,10 persen, dan kelompo pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,28 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok sandang 0,29 persen serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,57 persen.

Suarsa menyampaikan, komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Juni adalah bawang putih, cabe merah, wortel, kacang panjang, bawang merah, sewa rumah, dan keramik. Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain papaya, nangka muda, jeruk, dan angkutan udara.

Dari 66 kota di Indonesia, sambung Suarsa, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon 2,39 persen dan terendah di Bima 0,04 persen. Dan jika diurutkan dari Inflasi tertinggi, maka Denpasar menempati urutan ke-55 dari 66 kota tersebut.

Nilai Tukar Petani (NTP) atau Farmers Term of Trade merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun biaya produksi produk pertanian. Makin tinggi NTP, secara relatif makin kuat pula daya beli petani.

Suarsa menjelaskan, pada bulan Juni 2012, NTP Provinsi Bali naik sebesar 0,54 persen dibading bulan Mei 2012, yaitu 107,97 menjadi 108,56. Dan bila dibandingkan dengan angka nasional, posisi daya tukar petani Bali masih berada di atas angka nasional yang besarnya 104,88.

Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) di Provinsi Bali pada Juni 2012, imbuh Suarsa,  mengalami inflasi perdesaan yaitu sebesar 0,41 persen. Bali menempati urutan ke-18 dari 32 provinsi yang mengalami inflasi perdesaan. Secara nasional, inflasi perdesaan sebesar 0,60 persen. Dari 32 provinsi yang diamati, seluruh provinsi mengalami inflasi perdesaan. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Jawa Timur, yaitu sebesar 0,96 persen. Sedangkan yang terendah dialami Sulawesi Barat sebesar 0,09 persen. GAB-MB