Foto: Salah satu pelindung YBPJ, I Gusti Ngurah Bagus Muditha (Turah Mudhita) memberikan sertifikat pada perwakilan mahasiswa IKIP PGRI Denpasar saat kunjungan ke pameran “Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali Tua” Senin (6/5/2019).

Denpasar (Metrobali.com)-

Ruang pameran “Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali Tua” yang bertempat di Denpasar Art Space (DAS) Jl. Surapati No. 7, Denpasar ibarat menjadi “wisata edukasi” bagi kalangan pelajar dan mahasiswa di Kota Denpasar.

Tiap harinya ratusan siswa dan pelajar dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi “nongkrong” di pameran yang digelar Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ) ini.

Mereka begitu “kepo” dan antusias ingin tahu segala seluk beluk tentang koleksi pameran situs dan ritus yang ditampilkan dalam bentuk foto-foto di ruangan pameran ini.

Dalam kesempatan tertentu, alunan gender yang dimainkan di ruang pameran juga ibarat menjadi pengiring pengunjung saat berwisata rohani di pameran “Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali Tua” yang pertama kali ini.

Seperti tampak dalam kunjungan siswa SDN 6 Sumerta, Denpasar dan mahasiswa IKIP PGRI Denpasar, Senin (6/5/2019) pagi hingga siang.

Tidak hanya melihat-lihat koleksi, para pelajar dan mahasiswa ini juga melayangkan segudang pertanyaan kepada pihak panitia dan para narasumber yang dengan setia mendampingi dan mengedukasi para pengunjung.

Diantaranya tampil sebagai narasumber yang memberikan materi dengan kemasan menarik dan interaktif serta kekinian dan mudah dipahami yakni Mangku Sara Yoga Semadi, Guru Rai Dharmadwipa, Kadek Wahyudita, Nyoman “Sengap” Ardita, Guru Nyoman Sudarsana, Guru Ngurah Wisnawa, Mangku Alit serta narasumber lainnya.

Mereka  tidak pernah lelah melayani pengunjung termasuk dengan sukacita menjawab apapun pertanyaan yang dilontarkan pengunjung.  Para narasumber ini juga secara rutin tiap harinya memberikan edukasi  kepada pengunjung pameran lewat Kelas Budaya bertajuk “Tatanan Rohani Bali” yang mengupas tuntas konsep tiga wilayah rohani yang menjadi dasar pemujaan di Bali.

Kelas Budaya “Tatanan Rohani Bali: Rekonstruksi Pemahaman tentang Situs & Ritus Bali” yang rutin digelar dalam pameran ini dengan melibatkan UNHI, IHDN, ISI Denpasar & IKIP PGRI Bali juga disambut antusias juga para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum yang berkunjung ke pameran.

Turah Mudhita Apresiasi Totalitas Pelayanan Panitia

Dalam kunjungan siswa SDN 6 Sumerta, Denpasar dan mahasiswa IKIP PGRI Denpasar, Senin (6/5/2019) ini turut hadir pula I Gusti Ngurah Bagus Muditha (Turah Mudhita) yang juga salah satu pelindung Yayasan Bakti Pertiwi Jati  (YBPJ) dan tokoh Puri Pemayun Kesiman.

Turah Mudhita ikut berbaur, berbincang-bincang bersama siswa dan mahasiswa ini serta juga dengan pihak panitia dan pengurus YBPJ. Ia  juga mengapresiasi kesuksesan pameran ini.

Ia juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada tim panitia pameran yang sudah saling mendukung dan melengkapi sejak persiapan sampai dengan pelaksanaan pameran hingga telah berjalan sukses sejauh ini.

Panitia pameran selalu kompak dengan sabar dan ketulusan hati terdalam “ngayah” melayani dan mengedukasi pengunjung yang datang dari berbagai elemen masyarakat.

Turah Mudhita bersama AA Kusuma Wardana (Turah Kusuma Wardana) yang juga pelindung YBPJ dan juga Panglingsir Puri Kesiman Denpasar sangat berperan aktif memantau dan memberilan dukungan moral demi kelancaran jalannya pameran.

Dalam kesempatan ini Turah Muditha juga  menyerahkan sertifikat secara simbolik kepada perwakilan mahasiswa IKIP PGRI  peserta Kelas Budaya ini. Diharapkan Kelas Budaya ini juga memberikan pemahaman yang komprehensif yang menjadi pegangan di tengah kurangnya pemahaman akan tiga wilayah rohani Bali.

Pengunjung Ramai Hingga Malam Hari

Sementara  menurut  salah satu pegawai Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Denpasar yang bertugas di Gedung Denpasar Art Space, pameran situs dan ritus ini merupakan ajang pertama dan satu-satunya yang menggelar pameran di areal ini.

Dibuka  mulai pukul 09.00 Wita dan ditutup pukul 18.00 Wita nyatanya pameran ini tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan sering dibuka sampai pukul 21.00 Wita akibat ramainya pengunjung di malam hari.

Seperti diketahui, pameran yang berlangsung dari tanggal 25 April hingga 9 Mei 2019 ini terbuka untuk masyarakat umum baik lokal maupun mancanegara. Pameran ini menampilkan lebih dari 130 foto, lukisan, dan drawing tentang situs dan ritus.

Ada pula pemutaran video salah satu ritus kuno yang masih lestari di Bali. Termasuk digelar juga Kelas Budaya “Tataran Rohani Bali” yang memberikan pemahaman yang komprehensif yang menjadi pegangan di tengah kurangnya pemahaman akan tiga wilayah rohani Bali. (wid)