PENYANDANG cacat  tidak mau hanya menjadi beban dan dihujani belas kasihan semata. Namun mereka ingin menunjukan bahwa mereka juga mampu beraktifitas dan berbuat layaknya orang normal dalam berbagai bidang kehidupan. Hal itulah yang terekam saat saresehan Photography dengan tema “Semangat Dalam Keterbatasan” yang digelar Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar serangkaian kegiatan Lomba dan Pameran Foto memeriahkan peringatan Hari Internasional Penyandang Cacat (HIPENCA), Minggu (27/11) di Danes Art Veranda. Dalam saresehan menampilkan tiga pembicara yakni Ketut Likup dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos)Kota Denpasar Iwan Darmawan dari fotographer senior, dan I Wayan Gunayasa dari Pekerja Sosial. Kegiatan yang berlangsung sehari ini juga dihadiri Kepala Sekolah SMA/SMK Se-Kota Denpasar, Perwakilan PKK di empat Kecamatan di Kota Denpasar, Instansi terkait, photographer, dan siswa SLB A,B dan C.

I Wayan Gunayasa mengatakan para penyandang cacat janganlah hanya diberi ikan, tapi berikan juga kailnya. Dimana kita tidak perlu membahas tentang kepedihan, keputusasaan atau ketidak berdayaan, namun ada hal yang lebih penting yakni bagaimana kita sebagai orang normal membuat mereka mandiri. Para penyandnag cacat perlu pendamping untuk menumbuhkan rasa percaya diri, kasih sayang dan juga berikan mereka kesempatan. Peran Pemerintah sangat penting dalam pemberdayaan penyandang cacat yakni memberikan mereka tempat belajar dan juga berkarya layaknya orang normal. Disamping itu memperbaiki fasilitas umum seperti trotoar, toilet, tempat menyeberang agar bisa dipakai oleh penyandang cacat. Tidak saja Pemerintah tapi peran pengusaha juga sangat membantu penyandang cacat dalam memberikanm kesempatan kepada mereka untuk bekerja sesuai dengan keahliannya.

Sementara Iwan Darmawan dari Photographer senior mengatakan dalam mengambil foto penyandang cacat bagaimana kita sebagai photographer dapat merekanm kegiatan kreativitas mereka. Bukan sebaliknya yakni merekam atau memotret kekurangan mereka. Hal ini sangat pentik untuk membangkitkan semangat mereka dalam berkreatifitas dan menjalani hidup sehari-hari. “seperti pada foto-foto yang ditampilkan sebanbyak 25 finalis terpilih melalui seleksi yang amat ketat dengan mengutamakan semangat untuk memotivasi bukannya mengeksploitasi kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penyandang cacat,” jelasnya. Iwan juga menyampaikan kepada para peserta yang hadir agar memberikan kesempatan dan ruang bagi para penyandang cacat sesuai keterbatasan yang ada sehingga mereka bisa terlibat dalam berbagai bidang kehidupan.

Salah Seorang penyandang cacat Gus Dimas mengaku cacat fisik tidak jadi halangan untuk selalu berkarya dan berkreativitas. Gus Dimas yang saat ini sebagai pengusaha bahan bangunan juga mengaku dengan keterbatasan yang dimilikinya kami terus berkarya dan berusaha “kami juga bisa bekerja seperti masyarakat biasa yang bekerja di kantoran,” ujar Gus Dimas. Mengenai foto yang ditampilkan dalam pameran 25 finalis lomba foto, Gus Dimas mengatakan sangat termotifasi, karena foto yang dihasilkan sangat positif mengangkat prestasi serta kreatifitas para penyandang cacat dalam semangatnya menjalani hidup. (Pur/Humasdps)