Denpasar (Metrobali.com)-

Pentas ‘Reaktivasi dan Evaluasi ‘ dari hasil pelatihan kesenian di UPT Taman Budaya dan keseluruhan acara yang digelar di Kalangan Ayodya, Minggu ( 5/5) berlangsung lancar, dan sukses. Oleh beberapa tokoh dan seniman yang hadir dalam kesempatan itu pada intinya mengharapkan bahwa kegiatan ini bisa terus berlanjut dan dikembangkan.

Bahwa kegiatan ini adalah sebagai implementasi pelatihan seni dari seni tari tabuh dan melukis yang dalam beberapa bulan ini digelar di Taman Budaya secara gratis. Dari awal pendaftaran hingga sekarang ini tercatat untuk latihan menari Bali paling banyak peminatnya disusul kemudian latihan tabuh, dan melukis. “ Nah, untuk mengapresiasi semua ini maka kita gelar kegiatan untuk lebih memotivasi anak anak kita dalam latihan selanjutnya, “ ujar kepala Taman Budaya, Mantaragandi.

 Menarik pula adalah tampilan tarian legong keraton kuntul yang diikuti pula oleh ibu -ibu Taman Budaya. Salah satunya ialah oleh Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi Taman Budaya, Dewa Ayu Laksmiadi yang khusus menggunakan Gelungan yang ada di Taman Budaya, yang juga sudah lama sekali tidak pernah dipergunakan untuk menari. Bahkan awal keberadaannya pun tidak diketahui. (berita ada di terbitan Sabtu 4 Mei 2013). Dan tarian itu berlangsung, dengan indah, seiring pula dengan iringan gamelan yang dibawakan oleh para staf di Taman Budaya termasuk pula oleh kepala UPT Taman Budaya Mantaragandhi. Sementara itu tidak kalah menariknya adalah juga tampilan anak anak siswa latihan yang membawakan tarian Baris,Pendet, Sekar Jagat, Wirayudha dan Puspanjali, yang sanggup tampil dengan cukup baik.

Bila kemudian dalam tarian itu ada beberapa anak yang sempat kerauhan, menurut Mantaragandhi, mungkin ini sebagai bentuk restu dan rasa senang ida sesusunan yang melinggih di Taman Budaya. Pasalnya, lanjut Gandhi sudah sekian lama tidak pernah ditarikan, Lalu kini kembali dibangkitkan, dan mudah-mudahan semua ini mendapat restu dari beliu. “ Beliau mungkin sudah lama merasakan kenapa tidak pernah disuguhkan tari legong yang nota bene melinggih disini,” ucap Gandhi seraya menegaskan di Taman Budaya memiliki seperangkat gelung legong yang dikeramatkan itu.

 Sementara itu dalam acara yang banyak dihadiri oleh tamu undangan dari para tokoh seperti Cok Ace, Konsulat India di Bali, Mr. Takhi, I GMA Wisnu Mataram (owner Fajar Bali) seniman besar Nyoman Gunarsa, ketua museum Bali, Agung Rai Arma, Ngr Gde Pamecutan (museum sidik jari) Wayan Sinti, Putra Suarjana ketua Widyasabha Bali, Sally IB Rai Mantra (Istri Walikota Denpasar), dan rombongan serta masih banyak namanama beken tamu undangan serta keluarga peserta pentas, adalah catatan satu sisi dari keberhasilan kegiatan itu.

Ketika diminta komentaranya, para tokoh dan seniman itu pada intinya mengharapkan bahwa kegiatan yang baik ini bisa terus dilanjutkan. Seperti komentar Kadis Kebudayaan Bali Ketut Suastika, sangat mendukung kegiatan ini. “ Bahwa kesenian Bali akan terus bisa dikembangkan, dan bisa bermanfaat bagi masyarakat Bali,” imbuhnya. Oleh seniman beken Nyoman Gunarsa, ditambahkan, bahwa seni budaya Bali harus tetap dijaga (dilestarikan) “ jangan terus lupa, lalu hanya pandai menjual saja,” siratnya. HP-MB