Petinget Tumpek Landep (395)
 Denpasar (Metrobali.com)-
Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar kembali menggelarPetinget Rahina Tumpek Landep yang diramaikan dengan gelaran kirab dan pameran keris serta saresehan yang bertajuk “Memuliakan Keris Pusaka dan  Mengapresiasi Nilai Kebangsaan”, Rabu (15/10) di depan Museum Bali. Kegiatan dibuka Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra, didampingi  Sekda Kota Denpasar, A.AN Rai Iswara bersama sejumlah Tokoh Puri yang berlangsung selama tiga hari dari 15-17 Oktober mendatang di depan Museum Bali.
Menurut Walikota Rai Mantra peringatan Tumpek Landep sebagai suatu kearifan lokal di Bali dengan representasi keris yang harus dihidupkan terus diera global dengan spirit yang harus terus dibangkitkan. Transformasi Tumpek Landep secara kekinian dengan fungsi dan makna arti keris yang harus diketahui oleh masyarakat, disamping pengetahuan tentang konsep lahiriah dan batiniah. Landep memiliki  arti “Ketajaman”, dengan fungsi keris tidak hanya untuk berperang saja, namun refresentasi keris sebagai religiusitas, kepemimpinan, dan kemasyarakatan dengan keraifan lokal yang tetap harus dibangkitkan.
Petinget Tumpek Landep (411)
Dalam konteks kekinian menurut Rai Mantra pembuatan keris yang harus dihargai yang memerlukan kecerdasan dalam pembutannya sebagai jiwa dan kekuatan. Dari jaman Nusantara dan Majapahit yang selalu menggunakan keris seperti jaman Bung Karno dengan spirit sebagai alat tempur yang memiliki kekuatan inerpower. Dalam kegiatan ini juga diikuti sejumlah paguyuban dan tokoh keris Nusantara dari Jawa, Madura, Malang, dan Bandung dengan memamerkan berbagai macam keris di Gedung Museum Bali. Disamping itu Walikota Rai Mantra juga meluncurkan buku Jelajah Keris Bali seri 2 yang menyajikan informasi komprehensif dengan aneka ragam bahan dasar, teknologi, seleksi bahan sampai mewaspdaai bahan beracun.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar Wayan Gatra mengatakan pelaksanaan kegiatan ini untuk memotivasi para perajin khususnya perajin pande besi dan emas perak di Kota Denpasar untuk dapat meningkatkan produktifitas dan kreativitasnya dengan bertukar pikiran sesama perajin dan masyarakat. Berbagai kegiatan dilaksanakan mulai dari kirab keris sebagai pertanda dibukanya Petinget Rahina Tumpek Landep, Pameran Keris yang didukung oleh SNKI (Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia), pemerhati dan pecinta keris, komunitas pecinta Kujang, dan didukung juga pecinta keris dari luar daerah seperti jawa, Madura, Malang, dan Bandung. Disamping memamerkan 150  keris dari kolektor keris tokoh masyarakat, Puri, Griya, pejabat pemerintahan dan komunitas keris lainnya juga memamerkan 50 buah Kujang yang merupakan senjata daerah Sunda. Disamping itu juga dilaksanakan sarasehan pada 16 Oktober dengan pembicara A.A Bagus Ngurah Agung, Prof. Dr. I Wayan Maba, dan Dr. Ida Ayu Tari Puspa. PUR-MB