Keterangan foto: Rombongan pengurus LPN (Lumbung Pitih Nagari) Sumatra Barat mengunjungi LPD Kesiman Denpasar, Rabu (31/10/2018)/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Keberhasilan pengelolaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kesiman, Denpasar yang menjadi salah satu potret LPD sukses di Bali menjadi inspirasi pengurus LPN (Lumbung Pitih Nagari) atau lembaga keuangan berbasis pedesaan di Sumatra Barat.  Buktinya rombongan pengurus LPN ini yang dipimpin Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatra Barat Irsyad  Rabu (31/10/2018) mengunjungi LPD Kesiman Denpasar untuk berguru ke LPD ini.

Kunjungan diterima langsung Ketua BKS LPD Provinsi Bali Drs. Nyoman Cendikiawan, Ketua LP LPD Bali Nyoman Arnaya dan Ketua LPD Kesiman Wayan Rayun, MBA di kantor LPD Kesiman.

Menurutnya Irsyad kesuksesan LPD di Bali patut dijadikan contoh khususnya LPD Kesiman. Sebab mereka maju karena pengurusnya serius mengelola LPD. Jadi LPN perlu belajar ke LPD yang maju untuk bisa jadi pedoman dan inspirasi untuk bekerja lebih serius dan memajukan LPN.

“Sejatinya LPD pernah belajar ke LPN, namun dalam perjalanannya LPD lebih berhasil. Jadi kita yang berbalik sekarang belajar ke LPD di Bali,” ujar Irsyad.

Dikatakan LPN dan LPS punya kesamaan karakteristik dan juga ikatan historis yang sangat kuat. LPN merupakan lembaga keuangan pedesaan yang tersebar di wilayah Sumatera Barat mempunyai spirit yang sama dengan LPD sebagai lembaga keuangan berbasis adat dan budaya.

LPN sebagai lembaga keuangan mikro bisa menjangkau masyarakat di pelosok dimana bank tidak bisa menjangkau daerah terpencil. “LPN dan LPD sama-sama berbasis kepada adat istiadat dan budaya yang turun temurun. Kepercayaan masyarakat kepada LPN dan LPD sangat tinggi,” katanya.

Irsyad mengakui LPN di wilayahnya makin meredup, sebagian ada yang merger ke lembaga keuangan lain dan ada pula yang mati suri. Bahkan yang tinggal sekarang ini sangat sedikit, jauh dibandingkan LPD di Bali. Total aset LPN di Kota Padang hanya Rp 23 miliar. Jauh dari total aset LPD di Bali.

“Pertumbuhan tiap tahun masih stagnan. Ada LPN yang gabung dengan BPR. Ada yang tidak punya badan hukum. Ada yang mati suri. Jadi kami coba bangkitkan dengan belajar ke LPD Bali ini,” paparnya.

Dengan kondisi LPN tersebut, pihaknya mengakui sulit mengejar atau menyamai kesuksesan pengelolaan LPD di Bali. Namun kedatangan rombongan pengurus LPN ke Bali ini diharapkan bisa menjadi motivasi dan membangkitkan LPN yang ada agar bisa tumbuh dan berkembang.  “Sulit samai LPD di Bali tapi kami berupaya bangun LPN di Sumatera Barat,” pungkasnya.

Sementara itu Ketua BKS LPD Provinsi Bali Nyoman Cendikiawan mengatakan kedatangan rombongan LPN Sumatra Barat ini selain untuk mempelajari pengelolaan LPD, juga sebagai kunjungan balasan LPD Bali yang sudah dua kali ke Sumatra Barat.

“Kami ingin temen LPN bisa berkunjung ke Bali. Harapannya bisa terjalin baik hubungan persaudaraan antar provinsi,” ujarnya.

Kunjungan rombongan pengurus LPN ini juga sangat bermanfaat sebagai motivasi mengembangkan LPD ke depan. “Yang menguatkan di LPD Bali ada ikatan kekerabatan dan sosial religi, tidak sebatas wilayah. Itu juga sebabnya LPD asetnya lebih tinggi dari LPN,” imbuh Cendikiawan.

Dikatakan LPD di Bali saat ini berjumlah 1.433 dengan aset seluruhnya Rp 20,5 triliun. Keberhasilan pengelolaan LPD selain karena adat dan budaya juga kuatnya ikatan kekerabatan yang ada di masyarakatnya. Kontribudi LPD bagi pelestarian desa adat juga menjadi salah satu faktor yang memperkut eksistensi LPD.

Sementara itu Ketua LPD Kesiman Wayan Rayun mengatakan lembaga keuangan yang dikelolanya itu telah berdiri sejak tahun 1991 dengan aset Rp226 miliar (catatan akhir tahun 2017). LPD Kesiman menaungi 31 banjar, 3 desa dinas dan 4.650 KK.

“Dukungan masyarakat yang kuat dan peran serta prajuru desa adat membuat LPD Desa Pakraman Kesiman tetap ajeg dan berkembang hingga saat ini di tengah persaingan dan perlemahan ekonomi seperti saat ini,” jelas mantan PNS di Gianyar ini.

Pewarta: Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati