Foto : Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), saat menghadiri upacara keramasi almarhum di krematorium, Mumbul, Nusa Dua, Selasa (24/4).

Nusa Dua (Metrobali.com)-

Taksu  seni  almarhum I Gusti Ayu Raka Rasmi, sang maestro Tari Oleg Tamulilingan, diharapkan dapat diwarisi oleh generasi muda Bali sekarang. Hal ini ditegaskan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), saat menghadiri upacara keramasi almarhum di krematorium, Mumbul, Nusa Dua, Selasa (24/4).

Menurut Cok Ace, Seniman tari kelahiran 10 Maret 1939 menghembuskan nafas terakhirnya, Selasa (14/4) tersebut, mendedikasikan dirinya sepenuhnya untuk dua seni, khususnya seni tari. “Kita masyarakat Bali benar-benar kehilang sosok maestro tari, tapi semangatnya tidak pernah hilang, taksunya harus tetap dijaga,”kata Cok Ace.

Calon wakil Gubernur yang berpasangan dengan Wayan Koster ini menambahkan, desikasi dan semangat yang dimiliki almarhum harus dicontoh dan menjadi pautan oleh generasi muda Bali. “Seni dan budaya adalah modal kita di Bali. Seni, budaya yang bernafaskan agama Hindu, adalah benteng kita dari gempuran budaya asing, yang belum tentu memberikan dampak yang baik,”kata Cok Ace yang juga seorang seniman tari.

Untuk diketahui, pihak keluarga tidak memiliki firasat apapun sebelum almarhum meninggal dunia. Sosok Raka Rasmi cukup terkenal di dunia seni tari Bali ini sudah berkiprah sejak usia 12 tahun. Almarhum sangat piawai menaikan tarian Condong Legong plus Garuda, serta Oleg Tamulilingan.Tidak hanya itu, istri dari  AA Gede Jelantik juga sebagai penari pertama tari Oleg Tamulilingan, ciptaan maestro I Ketut Maria, dan Penari Condong Legong Lasem pakem Peliatan.

Editor : Whraspati Radha