Foto: Penutupan  Pameran “Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali”di Denpasar Art Space (DAS), Jl. Surapati No. 7, Denpasar, Kamis (9/5/2019) sore ini akan dimeriahkan grup lawak Clekontong Mas dan penyanyi Nanoe Biroe.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pameran bertajuk “Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali” yang digagas Yayasan Bakti Pertiwi Jati (BPJ) di Denpasar Art Space (DAS), Jl. Surapati No. 7, Denpasar akan ditutup pada Kamis (9/5/2019) sore ini.

Acara penutupan yang berlangsung pukul 18.00 WITA ini akan dimeriahkan dengan penampilan dari grup lawak Clekontong Mas (Sengap, Deday Tompel, Sokir) dan penyanyi Nanoe Biroe.

“Mari hadiri acara penutupan pameran situs dan ritus di Denpasar Art Space. Acara ini terbuka untuk masyarakat umum,” ujar Ketua Yayasan BPJ, I Made Bakti Wiyasa, Rabu (8/5/2019) malam.

Bakti Wiyasa mengatakan, Pameran “Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali” telah berlangsung sejak tanggal 25 April 2019. Pameran ini menampilkan lebih dari 130 karya fotografi serta belasan karya lukisan dan drawing serta video yang semuanya bertemakan tentang situs dan ritus di Bali.

Melalui pameran ini BPJ ingin menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian situs dan ritus kuno warisan leluhur Bali. Dalam pameran ini, panitia juga membuka kelas budaya yang diikuti para siswa dan mahasiswa.

Ia menambahkan, selama pameran ini berlangsung, pengunjung tiada pernah sepi. Setiap hari, baik hari kerja maupun hari libur, ruang pameran selalu ramai oleh pengunjung.

Pengunjung datang dari berbagai latar belakang, seperti kalangan pelajar, mahasiswa, penglingsir puri, pengempon pura, pejabat, tokoh masyarakat, hingga wisatawan lokal maupun mancanegara.

“Yang sungguh membanggakan, pengunjung pameran terbanyak datang kalangan pelajar, baik siswa SD, SMP mapun SMA. Mereka datang secara bergrup dengan didampingi guru sekolahnya. Kami ucapkan terima kasih kepada sekolah-sekolah yang telah meluangkan waktunya mengunjungi pameran ini,” ucap Bakti Wiyasa.

Salah seorang pengisi acara, Sengap menyampaikan, kehadiran Clekontong Mas dalam kegiatan ini sebagai wujud kepeduliannya terhadap pelestarian situs dan ritus di Bali.

Seniman yang bernama lengkap I Nyoman Ardika ini mengaku prihatin dengan banyaknya pembongkaran situs pura kuno yang kian marak terjadi. Menurutnya, terjadinya pembongkaran tersebut lantaran kurangnya pemahaman akan tatwa atau spirit rohani dari pembangunan pura tersebut.

“Pemahaman tatwa yang kurang, akhirnya pura diubah seenaknya. Dilakukan perubahan total, penambahan pelinggih, bahkan ada pura yang lokasinya digeser ke tempat baru dengan alasan supaya lebih luas dan bisa dibangun lebih megah,” ungkapnya.

Sengap menambahkan, dalam upaya mendorong pelestarian tatanan situs dan ritus kuno di Bali, dalam setiap penampilannya Clekontong Mas sebisa mungkin menyelipkan pesan-pesan terkait hal tersebut.

Sementara itu, Pembina Yayasan BPJ, Komang Gde Subudi, menyampaikan keberadaan situs-situs kuno di Bali beserta ritusnya perlu dilestarikan oleh masyarakat Bali. Sebab, situs dan ritus tersebut merupakan sumber dari taksu atau spirit tanah Bali yang membedakannya dengan daerah lainnya di dunia.

“Dengan kita melestarikan situs dan ritus warisan leluhur Bali berarti pula kita menjaga taksu Bali,” tegasnya. (rilis)