Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang

China hari Selasa (27/8) menyuarakan “ketidakpuasan” terhadap pernyataan bersama para pemimpin G7 yang menyerukan otonomi di Hong Kong sejalan dengan penyerahan kendali Inggris atas wilayah itu kepada China pada tahun 1984.

Para pemimpin negara-negara industri, dalam pertemuan puncak di Biarritz, Perancis, yang baru berakhir, menyerukan ketenangan di Hong Kong pasca gelombang demonstrasi pro-demokrasi selama 12 minggu. Tetapi juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menuduh para pemimpin G7 itu “mencampuri” dan “menyembunyikan niat buruk.”

Dalam sebuah konferensi pers di Beijing, Geng mengatakan “kami menyampaikan ketidakpuasan dan tentangan tegas terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh para pemimpin KTT G7 tentang urusan Hong Kong.”

Ditambahkannya, “kami telah berulangkali menegaskan bahwa urusan Hong Kong murni merupakan urusan dalam negeri China dan tidak ada satu negara, organisasi atau individu yang memiliki hak untuk campur tangan.”

Pernyataan itu disampaikan China bersamaan dengan penegasan kembali pemimpin Hong Kong Carrie Lam tentang sikap tegasnya terhadap para demonstran, meskipun ia mengatakan telah bertemu dengan sekelompok anak muda hari Senin lalu (26/8) tentang demonstrasi tersebut. Belum jelas apakah anak-anak muda yang ditemuinya adalah demonstran yang telah turun ke jalan-jalan menuntut reformasi guna mematuhi kerangka kerja “satu negara, dua sistem” yang diserukan dalam perjanjian tahun 1984 untuk mempertahankan status semi-otonomi Hong Kong.

Sebuah survei baru yang dirilis Hong Kong Public Opinion Research Institute menunjukkan tingkat popularitas Lam kini hanya sekitar 25%. (em/jm) (VOA)