PBB, New York (Metrobali.com) –

China mendukung berlanjutnya upaya masyarakat internasional guna meningkatkan perlindungan bagi anak-anak dalam konflik bersenjata, kata utusan China di Markas PBB, New York, Jumat (7/3).

Lui Jieyi, Wakil Tetap China untuk PBB, mengeluarkan pernyataan tersebut dalam debat terbuka di Dewan Keamanan PBB mengenai “anak dan konflik bersenjata” “China mengutuk semua pelanggaran terhadap anak-anak dalam situasi konflik bersenjata, dan mendesak semua pihak dalam konflik bersenjata agar mematuhi secara seksama kewajiban yang dibebankan atas mereka berdasarkan hukum internasional bagi perlindungan anak-anak dalam konflik bersenjata,” kata Liu.

Ia menegaskan semua pemerintah terkait memikul tanggung jawab utama bagi perlindungan anak-anak dalam konflik bersenjata, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. “Kunci bagi pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan mengenai perlindungan anak-anak terletak pada kerja sama dan dukungan aktif di pihak pemerintah terkait.” Sementara itu, utusan China tersebut mengatakan berbagai lembaga PBB perlu terus meningkatkan perlindungan anak-anak dalam konflik bersenjata sejalan dengan mandat mereka dan sepenuhnya melaksanakan kekuatan dan keahlian mereka masing-masing.

“Dewan Keamanan mesti secara efektif memenuhi tanggung jawab utamanya dalam memelihara keamanan dan perdamaian internasional, mengurangi serta mencegah konflik melalui kantor baik, perundingan dan penengahan dengan tujuan menciptakan lingkungan yang aman bagi pertumbuhan anak-anak,” katanya.

Liu juga mengatakan China menyambut baik kampanye “Anak-Anak, Bukan Tentara”, yang diluncurkan pada Kamis (6/3) oleh Leila Zerrougui — seorang Wakil Khusus bagi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk anak-anak dan konflik bersenjata serta Dana Anak PBB, guna mengakhiri perekrutan dan pemanfaatan anak-anak oleh Angkatan Bersenjata Pemerintah dalam konflik hingga 2016.

Utusan China tersebut juga menggaris-bawahi bahwa, untuk melindungi anak-anak dalam konflik bersenjata, masyarakat internasional mesti menangani gejala dan akar masalahnya.

“Masyarakat internasional mesti melakukan perlindungan anak-anak sebagai bagian utuh seluruh upayanya dalam menangani konflik dan memberinya perhatian penuh dalam perundingan politik dan kesepakatan perdamaian,” kata Liu.

“Dalam meningkatkan pembangunan kembali pasca-konflik dan pelaksanaan strategi pembangunan perdamaian, masyarakat internasional mesti menjadikannya sebagai prioritas kembalinya anak-anak ke sekolah dan penyatuan kembali mereka ke dalam masyarakat, memperkokoh lembaga pembangunan negara yang berkaitan dengan perlindungan anak-anak, menyediakan sumber daya yang memadai, meningkatkan bantuan pembangunan, dan secara efektif mendukung negara terkait dalam upaya menghapuskan kemiskinan, mewujudkan pendidikan universal dan melindungi hak asasi anak, sehingga mereka bisa memberantas pangkal utama konflik,” ia menambahkah. (Ant/Xinhua-OANA)