Jembrana,  (Metrobali.com)

Selain menghadapi pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Jembrana saat ini juga tengah berjuang keras untuk mencegah penularan penyakit menular di tengah-tengah masyarakat. Penyakit menular itu diantaranya yang jadi fokus penanganan Pemkab Jembrana diantaranya adalah rabies dan Deman Berdarah Dengue (DBD yang diakibatkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti.

Guna memotivasi penanganan  DBD di Jembrana, Jumat (26/6) pagi Bupati Jembrana I Putu Artha melakukan pemantauan penyemprotan pestisida (fogging) bertempat di depan Taman Makam Pahlawan Kesatria Kusuma Mandala di Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana.

Usai melakukan pemantauan, Bupati Jembrana I Putu Artha yang didampingi Sekda I Made Sudiada, para Asisten dan para pimpinan OPD mengatakan, saat ini semua warga masyarakat masih fokus  terhadap virus corona (Covid-19) saja. Sementara mengabaikan dampak dari wabah penyakit menular lainya. “Saat ini semua masyarakat lagi booming dengan Virus Corona padahal penyakit lainnya seperti Rabies dan Demam Berdarah Dengue(DBD) harus diwaspadai lantaran wabah – wabah penyakit ini sangat membahayakan bahkan telah banyak memakan korban jiwa,”ujarnya.

 

Untuk mengantisipasi wabah-wabah penyakit menular ini, Bupati Artha menegaskan, Dinas terkait agar dalam penanganannya dilaksanakan secara seimbang, “Dinas terkait harus sigap dan tanggap dalam melakukan penangan kasus-kasus ini. Ketiga jenis wabah ini memiliki tingkat keganasan yang sama(mematikan). Covid-19 sampai saat ini belum ditemukan obatnya, sementara untuk DBD dan Rabies obatnya sudah ada. Untuk itu  saya instruksikan kepada dinas terkait agar melakukan langkah-langkah penanganan yang cepat sehingga warga masyarakat tidak tertular oleh penyakit-penyakit yang bisa mematikan itu,”tegas Bupati Artha.

Selain itu, Bupati Artha juga mengimbau warga untuk mengintensifkan pencegahan DBD. Diantaranya dengan mengintensifkan gerakan 3 M plus dilingkungan masing-masing . “ini cara sederhana dalam mencegah DBD , namun efektif dan bisa dilakukan secara bersama . Dengan menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air , serta memanfaatkan barang -barang bekas yang tak terpakai agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya  nyamuk ,” papar Artha.

Sementara Kabid Pencegahan dan  Pengendalian Penyakit Dinkes Jembrana dr. I Gusti Agung Putu Arishanta mengatakan, kegiatan Fogging dimaksudkan untuk meminimalisir persebaran Nyamuk Aedes Aegypti di tengah-tengah masyarakat. “Ini kita lakukan secara rutin di daerah-daerah yang disinyalir rawan dari wabah nyamuk itu. Khusus hari ini ,  diKelurahan Pendem ada salah satu keluarga yang teridentifikasi DBD dengan radius 200 meter persegi di keluarga bersangkutan” ujarnya.

 

Terkait data kasus per- kasus DBD tahun 2020, kata Arisanta setiap kecamatan kasusnya bervariasi yakni, kecamatan Negara sebanyak 81 kasus, Pekutatan 27, Mendoyo 21, Jembrana 18 dan Kecamatan Melaya sebanyak 16 kasus. (Humas Pemkab Jembrana).