Causa Iman Karana in Action

Causa Iman Karana

Denpasar (Metrobali.com)-

Bali sebagai salah satu daerah destinasi wisata dunia, menjadi salah satu daerah yang telah mampu dan dapat mengemas ekonomi kreatif melalui wisata budaya. Oleh karena itu, tepat kiranya jika dikatakan ekonomi kreatif (orange ekonomi) telah memberikan konstribusi yang signifikan terhadap perekonomian Bali. Hal itu dikatakan Causa Iman Karana Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pada  “Seminar Orange Ekonomi” Membangun Daya Saing Berbasis Inovasi dan Potensi Lokal” , Jumat (3/3) Di Gedung Bank Idonesia Provinsi Bali.

Dikatakan, apabila  direview lebih lanjut dan mengacu kategori ekonomi kreatif dari Jhon Hawkins, maka pangsa ekonomi kreatif di Bali mencapai 11,96% terhadap PDRB Bali 2016, yang terdiri atas lapangan usaha industri pengolahan (selain industri makanan dan minuman) dan lapangan usaha akomodasi makan minum (khususnya sub kategori penyediaan makan minum). Pangsa ekonomi kreatif sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 11,95%.

Sementara itu dari sisi ekspor, lanjutnya peran ekonomi kreatif di Bali juga terkonfirmasi terhadap besarnya pangsa produk kreatif Bali berupa ekspor komoditas olahan kayu, olahan batu, furniture, pakaian jadi dan perhiasan mencapai 22,35% terhadap volume ekspor tahun 2016 dan sebesar 49,32%  terhadap nilai ekspor Bali 2016.

Lebih jauh dikatakan, pengembangan ekonomi kreatif saat ini terus berkembang dan menjadi kekuatan ekonomi baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan baik pada tingkat regional, nasional dan dunia. Ekonomi kreatif atau disebut juga orange ekonomi akan memegang peranan penting dan strategis ke depan. Ekonomi kreatif berdasarkan defenisi Jhon Howkins adalah termasuk semua sektor yang barang dan jasanya berdasarkan kekayan intelektual, periklanan, arsitektur, kerajinan, desain, mode, game dan mainan, musik, penerbitan, penelitian, pengembangan, perangkat lunak, televisi dan radio, video game serta seni visual dan pertunjukan.

Semakin strategisnya peran ekonomi kreatif (orange ekonomi), sehingga pemerintah telah membentuk Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan ekonomi kreatif.Perkembangan ekonomi kreatif juga terus berkembang khususnya di sektor keuangan. Perkembangan bisnis financial technologi(fintech)yang cenderung mereplikasi model bisnis lembaga keuangan formal, khususnya bank. Dalam rangka menjawab tantangan perkembangan fintech tersebut, Bank Indonesia pada 14 Nopember 2016 telah mendirikan FinTech office sebagai pusat pengembangan FinTech di Indonesia, dengan peran sebagai katalisator/fasilitator, business intelegence, asessment dan koordinasi.

Menurut Causa Imam Karana momentum perbaikan ekonomi global dan masih kuatnya permintaan domestik, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2016 tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 5,02% (yoy), dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 4,88% (yoy). Perbaikan kinerja ini, didorong oleh membaiknya kinerja lapangan usaha perdagangan dan transportasi dari sisi produksi (lapangan usaha). Sementara itu dari sisi pengeluaran, peningkatan kinerja ekonomi nasional didorong oleh menguatnya kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi.

Dikatakan, sejalan dengan perbaikan kinerja ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi Bali di tahun 2016 juga menunjukkan peningkatan dengan tumbuh sebesar 6,24% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang tumbuh sebesar 6,03% (yoy). Perbaikan kinerja ekonomi Bali di tahun 2016, didorong oleh membaiknya kinerja investasi seiring dengan meningkatnya optimsime pelaku usaha dan meningkatnya kinerja eskpor, sejalan dengan telah mulai membaiknya ekonomi global serta meningkatnya jumlah kunjungan wisman (ekspor jasa).

Bagaimana dengan Denpasar? Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali, memiliki pangsa ekonomi sebesar 21,71% terhadap ekonomi Bali di tahun 2015. Meskipun ekonomi Denpasar mengalami perlambatan di 2015 dengan hanya tumbuh sebesar 6,18% (yoy), namun di 2016 ekonomi Denpasar diperkirakan akan tumbuh lebih baik, seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik sehingga mendorong peningkatan kinerja perdagangan sebagai salah satu lapangan usaha utama di Denpasar.

Acara seminar ini terselenggara atas kerjsama Pemerintah Kota Denpasar, Bank Indonesia Propinsi Bali, dan Universitas Udayana. Sebagai pemakalah pada seminar itu antara lain, Prof.Dr. I Wayan Ramantha, SE., MM., Ak., CPA, Prof. Rhenald Kasali, dan Ph.D, Ir. Tri Rismaharini, M.T. SUT-MB