Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menghadiri upacara nuntun Ida Bhatara Melinggih ring Candi Gelung di Pura Sad Kahyangan Uluwatu, Minggu (5/7).

Mangupura, (Metrobali.com)

Bangunan Candi Gelung, Pura Sad Kahyangan Uluwatu akan diperbaiki atau direstorasi karena mengalami keretakan di bagian tengah candi. Restorasi tidak untuk seluruh bangunan, namun hanya yang mengalami keretakan. Sebelum diperbaiki, bertepatan dengan Rahina Purnama Kasa, Minggu (5/7) dilaksanakan upacara nuntun Ida Bhatara Melinggih ring Candi Gelung dipuput Jero Mangku. Upacara tersebut dihadiri Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa. Hadir pula Penglingsir Puri Jero Kuta, Kadis Kebudayaan, Camat Kuta Selatan, Bendesa Adat Pecatu, beserta prajuru desa adat dan banjar di Desa Adat Pecatu. Dalam kesempatan itu, Wabup. Suiasa selaku pribadi dan keluarga juga menghaturkan punia berupa sembako kepada Pemangku Pura Luhur Uluwatu, Prasanak Luhur Uluwatu dan Pemangku Kahyangan Desa Pecatu.

Menurut Wabup. Suiasa yang juga warga Pecatu, digelarnya upacara nuntun linggih candi gelung, karena bangunan candi mengalami keretakan. Untuk itu bangunan candi gelung akan direstorasi. “Perbaikan ini ada satu catatan khusus, karena berkategori purbakala dan telah ditetapkan menjadi cagar budaya, sehingga perbaikan fisik sifatnya merestorasi. Dengan tetap mempertahankan konsep kepurbakalaan, karena bangunan candi gelung memiliki nilai sejarah yang harus diabadikan, ” terangnya.

Dalam perbaikan akan dilakukan oleh pengemong yakni Desa Adat Pecatu dan pengempon dari Puri Agung Jero Kuta, dengan menggunakan tukang yang telah memiliki pengalaman. Selaku pemerintah akan selalu melakukan pendampingan bersinergi dengan Balai Penelitian Cagar Budaya Bali, sehingga penjaminan dari sisi nilai sejarah tetap dapat dipertahankan. “Kedepan bangunan ini adalah sesuatu nilai hakiki yang kita dimiliki dari bangunan-bangunan di Pura Luhur Uluwatu. Para generasi kedepan masih dapat menikmati, menggunakan bangunan pura ini dari dulu hingga sekarang, ” tambahnya.

Sementara untuk punia sembako, kata Suiasa, ini merupakan punia pribadi dan keluarga bagi para pemangku di Pecatu yaitu Pemangku Sad Kahyangan Uluwatu, Prasanak serta Pemangku Kahyangan Desa di Pecatu. Punia ini sebagai wujud terima kasih kepada pemangku yang selama ini telah mendedikasikan diri mendoakan manusia dan alam semesta untuk kerahayuan jagat. Terlebih pada kondisi pandemi Covid-19, semua pihak mengalami kesulitan dan beban berat dalam kehidupannya, salah satunya pemangku. “Ini sebagai bentuk perhatian, jalinan tali kasih kita kepada pemangku, semoga para pemangku dapat melaksanakan kewajiban dan swadarmanya dengan sempurna, meskipun dibalik wabah Covid-19, ” tambahnya.

Sumber : Humas Pemkab Badung