Adrianus-Meliala

Jakarta (Metrobali.com)-

Nama-nama kandidat calon kapolri yang diajukan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengerucut menjadi empat nama.  Mereka adalah Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, Irwasum Komjen Pol Dwi Priyatno, Kabaharkam Komjen Pol Putut Bayuseno dan Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso, kata Komisioner Kompolnas Adrianus Meliala, di Jakarta, Jumat (6/2).

Sementara nama Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar yang sebelumnya masuk dalam bursa lima kandidat calon kapolri dihapus karena dinilai tidak lama lagi memasuki masa pensiun. “Dia pensiun Mei 2016,” katanya.

Pihaknya mendatangi Mabes Polri pada Jumat pagi untuk mewawancarai empat orang kandidat tersebut. Wawancara tersebut berlangsung hingga Jumat sore.

Ia mengaku para komisioner telah mewawancarai para kandidat selama dua jam per orang.  Pihaknya enggan mengungkapkan secara rinci isi wawancara tersebut. “Tentang visi misi, kaitan dengan nawa cita, kerja sama dengan penegak hukum lainnya. Detailnya kami tidak bisa ungkapkan,” katanya.

Adrianus menyebut bahwa empat kandidat tersebut memiliki keunggulan dan karakteristik yang berbeda-beda. “Empat orang ini akan membuat presiden bingung untuk memilih. Empat orang ini mewakili tipe yang berbeda. Tinggal presiden memilih, mau punya pembantu yang kalem atau yang cerdas,” katanya.

Usulan nama dan hasil wawancara tersebut, menurut dia, akan segera dilaporkan ke Presiden Joko Widodo.

Pihaknya pun menyerahkan keputusan selanjutnya di tangan presiden karena pemilihan kapolri merupakan hak prerogatif presiden.

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sebelumnya telah mengajukan lima nama kandidat calon kapolri baru di tengah beredarnya kabar pembatalan pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai kapolri.

Kompolnas telah mengusulkan lima nama komisaris jenderal polisi pada Presiden Joko Widodo pekan lalu.

Lima nama calon Kapolri tersebut antara lain Wakapolri Komjen Badrodin Haiti, Irwasum Komjen Dwi Priyatno, Kabaharkam Komjen Putut Bayuseno, Kepala BNN Komjen Anang Iskandar dan Kabareskrim Komjen Budi Waseso. AN-MB