Sri Wigunawati

Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali, DAP Sri Wigunawati mengimbau agar caleg perempuan tak membuat sensasi untuk meningkatkan popularitas mereka. Apalagi, kata dia, tak melulu meroketnya popularitas sejalan dengan tingginya tingkat elektabilitas seseorang.

“Wajar saja ketika ingin membangun popularitas. Tapi popularitas tak menjamin elektabilitas tinggi,” kata dia di sela evaluasi kiprah politik perempuan di Denpasar, Jumat (14/2).

Ia berharap agar caleg perempuan menjauhi cara sensasional dalam meraih dukungan. Kandidat DPD RI itu juga meminta agar perempuan tak eksklusif dalam kiprah politiknya kelak.

“Saya mengimbau agar tak menggunakan cara-cara sensasional seperti bagi-bagi bra atau berpose menantang di baliho,” imbuhnya. Sri Wigunawati bahkan mengimbau kepada publik untuk tak memilih caleg perempuan seperti itu.

“Kalau ada yang seperti itu, saya mengimbau masyarakat tak usah memilih caleg perempuan itu,” tegas mantan Sekretaris DPD Partai Golkar itu.

Ia berharap caleg perempuan dapat menyosialisasikan diri secara elegan, menghindarkan eksklusifitas dan cara-cara sensasional. “Sejauh mana perempuan ini sosialisasi secara elegan tanpa eksklusif dan seksi, sehingga menarik pemilih,” katanya.

Menurut dia, dengan semakin mepetnya waktu, maka ia bersama jajaran aktivis perempuan lainnya akan mengurai formula efektif agar perempuan dapat menaruh wakilnya di parlemen sesuai target. Sri Wigunawati berharap pada Pileg kali ini keterwakilan perempuan Bali dalam parlemen mencapai angka 15 persen. “Kami optimistis target tersebut tercapai melihat dari semakin diterimanya perempuan di publik,” sebutnya.

Sri Wigunawati mengaku akan memetakan per-dapil caleg perempuan yang memeiliki potensi lolos ke parlemen. Selanjutnya, ia melanjutkan, akan diformulasikan secara khusus strategi untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas caleg tersebut.

“Kita akan petakan per-dapil. Sisa waktu ini apa yang bisa kita lakukan untuk proses percepatan, sehingga signifikan popularitas dan elektabilitasnya. Kami tidak mengedepankan kampanye seksologis dan biologis,” tegasnya. JAK-MB