Foto: Tokoh masyarakat Desa Tibubeneng, Kuta Utara I Wayan Wartana, S.T., yang juga caleg DPRD Badung dapil Kuta Utara nomor urut 1 dari Partai Hanura.

Badung (Metrobali.com)-

Pariwisata Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung tengah berjuang memperkecil ketertinggal mereka dari pesatnya pariwisata Kuta Selatan.

Sayangnya masalah infrastruktur yang belum merata masih jadi salah satunya tantangan utama pariwisata di daerah ini agar melesat cepat. Agar tidak tertinggal jauh dengan pesatnya geliat pariwisata di Kuta Selatan.

Misalnya jalan-jalan utama akses ke destinasi pariwisata masih tergolong sempit. Keberadaan trotoar untuk mendukung kenyamanan dan aktivitas berjalan kaki wisatawan juga masih minim.

Termasuk juga perlunya lebih banyak jogging track menuju sawah-sawah yang menjadi objek wisata di Desa Tibubeneng. Sehingga wisatawan semakin nyaman menikmati keindahan alam Tibubeneng.

Pemerataan infrastruktur ini jugalah yang menjadi salah satu fokus perjuangan utama tokoh masyarakat Tibubeneng yang juga Caleg DPRD Badung dapil Kuta Utara dari Partai Hanura Wayan Wartana, S.T.

“Pemerataan pembangunan infrastruktur di Desa Tibubeneng dan Kecamatan Kuta Utara umumnya harus digenjot. Ini penting untuk akselerasi kemajuan pariwisata di kawasan ini,” kata Wartana ditemui usai Bimtek Saksi Pemilu 2019  Partai Hanura Kabupaten Badung di Hotel Bali Made, Sempidi, Badung, Rabu (10/4/2019).

Jangan Sampai Terhambat Infrastruktur

Berada di pusat wisata  Badung yang sudah mendunia, pembangunan di Desa Tibubeneng Kuta Utara saat ini makin berkembang pesat. Bukan hanya di sektor pariwisata juga sektor ekonomi lainnya termasuk objek pertaniannya yang makin banyak dilirik wisatawan.

Namun, kata Wartana, jangan sampai persoalan infrastruktur atau tidak tertatanya kawasan ini dengan baik malah bisa menjadi penghambat dan kendala besar dalam memajukan pariwisata kawasan ini.

“Banyak wisatawan komplain masalah jalan sempit. Jadi perlu pelebaran jalan. Peningkatan infrastruktur umum, trotoarisasi sebagai sebagai tempat berjalan turis juga sangat penting di Desa Tibubeneng,” tegas tokoh muda asal Banjar Br. Tandeg, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara ini.

Selain trotoarisasi yang perlu diperbanyak mengingat banyak dilalui turis, imbuh Sekretaris DPC Partai Hanura Kabupaten Badung ini, pemanfaatan trotoar ini juga harus sesuai peruntukannya yakni bagi pejalan kaki.

Sebab masih ditemui banyak titik-titik trotoar yang dimanfaatkan para pedagang kaki lima untuk berjualan sehingga mengganggu kenyamanan para pejalan kaki khususnya wisatawan.

Tata Lingkungan dan Tangani Sampah

Penataan kabel berserakan yang mengurangi estetik, kebersihan lingkungan, pengurangan sampah plastik, juga harus menjadi perhatian serius pemerintah.

“Kita diserbu sampah, sawah jadinya kurang bagus karena banyak sampah. Jalan menuju areal persawahan yang jadi objek wisata juga sempit. Jadi ini perlu dibuatkan juga jogging track,” kata pria yang pernah menjadi  Pengurus KNPI, Pengurus Apaksindo Bali dan Ketua MGPSSR Desa Tibubeneng ini

“Desa Tibubeneng yang berkembang pesat juga harus mampu mengantisipasi membludak penduduk pendatang dan gangguan ketertiban umum lainnya,” imbuh jebolan Fakultas Teknik Universitas Warmadewa ini.

Yang tidak kalah penting pula bagi Anggota BPD Desa Tibubeneng dan Wakil Bendesa Adat Tandeg ini pendataan turis asing yang menyalahgunakan visa kunjungan ke Bali tapi ujung-ujungnya tapi untuk berbisnis ataupun bekerja.

Ngayah Tingkatkan Daya Saing SDM Lokal

Di sisi lain Wartana yang kini maju sebagai caleg DPRD Badung dapil Kuta Utara nomor urut 1 dari Partai Hanura punya niat mulia untuk ngayah membangun tanah kelahirannya.

Ia mengaku miris dan “jengah” melihat pariwisata di Tibubeneng, Kuta Utara mulai bergeliat tapi tenaga kerja lokal masih belum banyak mendapatkan porsi di posisi middle management baik di hotel maupun restoran.

Untuk itulah pria kelahiran Badung 4 Mei 1979 ini tergerak ngayah di DPRD Badung demi memperjuangkan peningkatan daya saing tenaga kerja lokal di Kuta Utara dan Badung pada umumnya.

Harapannya mereka makin kompetitif dan bisa “naik kelas” tidak hanya jadi pekerja di “low level” tapi bisa masuk “middle level” bahkan “top level”.

“Saya ingin mengabdi pada masyarakat utamanya peningkatan lapangan pekerjaan dan daya saing masyarakat lokal,” tandas pengusaha properti dan konstruksi yang juga kini aktif sebagai Ketua Pemuda Hanura Kabupaten Badung. (wid)