Jembrana (Metrobali.com)-

Sungguh memprihatinkan nasib Gusti Putu Aryana (33) asal Banjar Kaleran Kaje Desa Yehembang Kecamatan Mendoyo. Setelah mengalami kebutaan sejak empat tahun lalu, ia kini harus merawat anak semata wayangnya yang berumur 1,5 tahun. Pasalnya istri tercinta , Ni Komang Mariani (32) pergi ikut saudaranya ke Sumatra bekerja sebagai buruh.

Praktis, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Aryana yang menetap di rumah berlantai tanah itu tertumpu pada kedua orang tuanya. Sementara orang tuanya, I Gusti Putu Subagia (55)  hanya bekerja sebagai tukang ojek yang penghasilannya tidak menentu.

Menurut Subagia, selain menanggung Aryana, dari penghasilannya sebagai tukang ojek juga harus menanggung lima anggota keluarga lainnya. “Kami semua tinggal disini. Hanya ini yang kami miliki” Ujar Subagia, Selasa (23/7) saat ditemui di rumahnya yang berlantai tanah dan berdinding gedek.

Dikatakannya meskipun mereka termasuk KK miskin, namun pihaknya belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah, baik raskin maupun BLSM. “Rumah kami dulu pernah didata katanya untuk bedah rumah, tapi sampai sekarang tidak pernah dapat” Ujarnya.

Sementara Aryana menambahkan sejak istrinya ke Sumatra empat bulan lalu, baru sekali pernah berkirim uang kepadanya. Dan itupun hanya cukup untuk membeli susu anaknya. “Tidak apa-apa. Berarti ia masih ingat dengan anaknya” Ujar Aryana lirih.

Sementara itu, Perbekel Yehembang, I Made Sumadi saat dikonfirmasi membenarkan keluarga ini termasuk KK miskin. Ia juga mengakui KK ini tidak pernah mendapat bantuan apalagi masuk data BLSM.

Menurutnya pihaknya sudah melalukan pendataan ulang. Dan keluarga tersebut salah satunya. Terkait data BLSM pihaknya mengaku tidak tahu, karena BLSM mengunakan data BPS. “Setelah saya dilantik, langsung saya lakukan pendataan ulang KK miskin. Termasuk mendata keluarga Subagia itu” Ujarnya.

Pihaknya juga berjanji akan segera mengusulkan ke pemerintah daerah agar keluarga ini bisa mendapat bantuan. MT-MB