Keterangan foto: Bupati Jembrana I Nengah Tamba didampingi Wakil Bupati Jembrana Gede Ngurah Patriana Krisna saat kegiatan jumpa pers disebuah rumah makan di Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Senin (12/4)/MB

Jembrana (Metrobali.com) –

Bupati Jembrana I Nengah Tamba didampingi Wakil Bupati Jembrana Gede Ngurah Patriana Krisna menginginkan ada sekolah kejuruan di Kabupaten Jembrana. Bahkan secara spesifik ia menyebut sekolah pariwisata.

Keinginan tersebut disampaikan Bupati Tamba kepada sejumlah awak media saat kegiatan jumpa pers disebuah rumah makan di Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Senin (12/4). Turut mendampingi Plt Sekda Jembrana I Nengah Ledang serta Asisten II dan III pada Setda Jembrana.

Menurutnya banyak dari generasi muda memiliki niat bagus, dimana begitu selesai sekolah ingin langsung bekerja. Bahkan banyak dari mereka yang melirik pariwisata (Kejuruan Pariwisata). Melihat keinginan itu, sudah saatnya pendidikan kejuruan ada di Jembrana.

Untuk itu lanjut Bupati Tamba, kalau memang bisa Udayana (Universitas Udayana) membawa (membuka) satu fakultas di Jembrana. Dengan demikian Udayana sudah membuka peluang bagi anak muda dari keluarga kurang mampu untuk bersekolah.

“Dengan ada (sekolah kejuruan) di Jembrana mereka nantinya akan berusaha membayar kewajiban sekolah saja. Tidak lagi memikirkan uang kos. Jadi mereka tertolong. Kalau di Denpasar, tidak mungkin mereka bisa sekolah karena juga harus membayar kos” ungkap Bupati Tamba.

Selanjutnya Bupati Tamba berharap keinginannya itu bisa didengar di Denpasar sehingga satu fakultas pariwisata yang bagus bisa terwujud di Jembrana karena memiliki manfaat yang sangat luar biasa.

“Ayo, ini kan pemerintah saling terkait. Sama-sama mengerti persoalan. Dosenlah sekali-sekali turun ke Jembrana, jangan mahasiswanya disuruh ke Denpasar. Mari dosen-dosen yang sudah mampu. Ayo mengabdi untuk negeri” tandasnya.

Kalau di Jembrana dibangun sekolah kejuruan pariwisata, sekolah tiga tahun dengan hanya membayar SPP saja, Bupati Tamba yakin mereka akan mampu membayarnya. Tapi kalau harus ke Denpasar dengan membayar kos dan membeli (membawa) sepeda motor, dirasa tidak mungkin.

“Sudah saatnya dunia pendidikan peduli terhadap masyarakat. Ini permintaan Bupati Jembrana” pungkasnya. MT-MB