Keterangan foto: Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta meresmikan Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD) di Desa Adat Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Rabu (13/1)/MB

Klungkung, (Metrobali.com) –

Penerapan konsep “Pesaje” seperti tanamkan jiwa memiliki, sikap percaya diri yang tinggi menjadi motivasi ketika Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta meresmikan Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD) di Desa Adat Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Rabu (13/1). Turut hadir Bendesa Madya Desa Adat Kabupaten Klungkung I Dewa Made Tirta, Bendesa Adat Nyalian Cokorda Gede Brasika Putra serta tokoh masyarakat setempat. Peresmian ini juga tetap terlihat mengikuti prokes dengan sebaik-baiknya.

Bupati Suwirta sangat apresiasi prajuru maupun para anggota LPD atas semangatnya akhirnya kantor yang baru hari ini bisa selesai. Prajuru harus berani mengambil langkah-langkah yang baik. “Keuntungan laba bisa diatur dengan ketentuan LPD jangan hanya suka protes, tetapi mari ikuti prosesnya untuk bersama-sama membangun LPD agar semakin labih maju,” ujar Bupati asal Nusa Ceningan ini.

Selain itu, Bupati Suwirta juga berharap agar kedepan LPD Desa Nyalian terus berinovasi dan berkembang. Apapun nanti program-program yang akan dibuat harus dirancang dengan konsep yang baik, sehingga nantinya dapat menghasilkan otuput dan outcam secara maksimal. “Mari bersama-sama tetap jaga semangat untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat,” harapnya.

Bendesa Adat Nyalian Cokorda Gede Brasika Putra mengatakan LPD ini sudah berdiri sejak tahun 1991, pihaknya berencana untuk membangkitkan lagi LPD tersebut. Nah, dengan semangat krama dan tekad krama Desa Adat Nyalian, sehingga cita-cita untuk mewujudkan kembali LPD tersebut saat ini bisa tercapai. Biaya pembangunan LPD ini senilai Rp 50juta. Disini ada lima Banjar dimana masing-masing banjar mengeluarkan biaya urunan sebanyak Rp. 10juta. Pihaknya juga menambahkan selain acara peresmian juga disii dengan pengangkatan pangurus LPD masing-masing atas nama I Wayan Wirawan sebagai Pemucuk, I Dewa Ketut Martana sebagai penyarikan dan I Wayan Wardanta sebagai Petengen.(humasklk/puspa).