bencana 6

Klungkung (Metrobali.com)-

Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk akibat cuaca yang sedang tidak bersahabat,meskipun hari libur Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meninjau sejumlah titik rawan bencana longsor di kecamatan Banjarangkan. Di dampingi Camat Banjarangkan  Ida Bagus Mas Ananda, Kepala BPBD Putu Widiada, Bupati Suwirta berjalan menyusuri tebing yang berada diperbatasan Klungkung – Gianyar.

Tebing setinggi + 25M dan panjang + 80M yang berada di sebelah utara gedung SKB Banjarangkan ini terlihat labil dimana sebagian tanahnya sudah ada yang berjatuhan sehingga menimbun taman dan got yang ada dibawahnya. Bahkan beberapa pohon yang akarnya menancap pada tebing pun terlihat bertumbangan ke sisi jalan. Atas kondisi tersebut bupati Suwirta instruksikan kepada BPBD, Dinas PU dan DKP untuk bersama saling koordinasi menangani kondisi tebing ini.

“ Silakan buat perencanaan apa yang mesti dibuat dan dikerjakan pada tebing ini, jangan sampai tiap kali musim hujan pemerintah dan masyarakan selalu was – was.” Ujar Bupati asal Ceningan. Sebagai langkah awal Bupati instruksikan supaya dibuatkan kajian terhadap titik – titik rawan longsor serta perencanaan yang lebih permanen, mengingat Klungkung memiliki beberapa wilayah yang rawan longsor.

bencana 4

Di lokasi lainya yakni di tebing Goa Jepang Banjarangkan sampai Ume Salakan, Bupati Suwirta dan Tim Reaksi Cepat juga melakukan pemantauan. Ditempat ini Bupati Suwirta merencanakan melakukan penataan sehingga Goa Jepang bisa dijadikan rest area dan objek wisata. “ Goa Jepang merupakan tempat yang bersejarah dan unik, sehingga sangat pantas untuk ditata dan dikembangkan sebagai objek wisata untuk kecamatan Banjarangkan,” Ujar Bupati Suwirta.

Namun Bupati Suwirta sedikit kecewa terhadap peternak babi yang membiarkan limbah kotorannya hanyut kejalan, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap bagi pengguna jalan yang lewat disekitar Ume Salakan. “ Kita akan segera turunkan DKLH untuk menangani limbah kotoran hewan ini, mengingat sudah banyaknya keluhan warga, namun masih tetap seperti ini.” Imbuh Bupati Suwirta.

Sebelumnya dihari yang sama Bupati Suwirta dan rombongan juga menyempatkan menemui Wayan Sukarma (47) asal Dusun Koripan tengah yang atap rumahnya hancur akibat disambar petir Selasa (22/12) lalu. Akibat kejadian ini atap rumah dan plapon Sukarma jebol, serta sebuah TV terbakar, namun beruntung tidak sampai ada korban jiwa. Kerugian diperkirakan sebesar Rp 5juta. Kepada Sukarma, Bupati Suwirta berikan bantuan sejumlah uang guna membantu biaya perbaikan atap rumahnya. JIM-MB