putu artha

Negara (Metrobali.com)-

Bupati Jembrana, Bali, I Putu Artha berjanji membuat sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih di Desa Yehembang, yang membuat ratusan warga terpaksa mengkonsumsi air dari saluran irigasi.

“Kami akan bantu dengan sumur bor, karena sumber air bersih di wilayah tersebut memang sulit,” katanya, saat dikonfirmasi lewat handphone, Kamis (4/9).

Ia mengakui, krisis air bersih di beberapa dusun di Desa Yehembang, biasa terjadi saat musim kemarau, termasuk suplai air dari PDAM terhadap warga yang berlangganan, juga terhenti.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di sana, ia mengatakan, dalam jangka pendek, ia akan minta kepada PDAM untuk menyuplai air bersih dengan mobil tangki, yang dimiliki perusahaan daerah tersebut.

Ratusan warga di Dusun Kaleran, Wali dan Baler Bale Agung, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo terpaksa mengambil air dari saluran irigasi pertanian, untuk keperluan mencuci, mandi dan memasak, karena suplai air dari PDAM bagi warga yang berlangganan, sudah sekitar satu bulan terhenti.

Informasi yang dihimpun, krisis air bersih paling parah dialami warga Dusun Kaleran dan Wali, karena mayoritas warga di sini tidak memiliki sumur, hanya mengandalkan aliran dari PDAM sebagai pelanggan.

“Untuk mengambil air dari saluran irigasi, kami harus menempuh jarak sekitar satu kilometer. Air tersebut kami gunakan untuk mandi, mencuci dan memasak, tapi tidak untuk air minum, karena untuk minum warga masih bisa membeli air mineral,” kata Made Sudar, salah seorang warga Dusun Kaleran.

Ia bersama warga lainnya juga mengeluhkan pelayanan PDAM, yang tidak mampu menyuplai air bersih kebutuhan warga yang berlangganan di perusahaan daerah tersebut.

Menurutnya, krisis air bersih di dusunnya terjadi setiap tahun pada musim kemarau, tapi tidak juga ada perbaikan pelayanan dari PDAM.

“Padahal kami rajin membayar tagihan dari PDAM. Saat giliran kami sebagai pelanggan menuntut pelayanan, terkesan diabaikan,” ujarnya.

Terkait keluhan warga ini, Direktur PDAM Tirta Amertha Jati Jembrana, Ida Bagus Kerta Negara mengatakan, tersendatnya suplai air ke pelanggan di dusun tersebut, karena debit air di sumber yang diambil oleh perusahaannya, turun hingga 60 persen.

“Debit air di sumber turun hingga 60 persen karena kemarau, sehingga tidak bisa masuk penuh ke pipa induk kami. Dampaknya, volume suplai air ke pelanggan juga berkurang,” katanya. AN-MB