Arnawa Kabag Humas
Mangupura (Metrobali.com)-
Setelah menggarap potensi daerah ternak sapi Bali untuk menjadikan Karangasem sebagai gudang ternak sapi Bali, Bupati Karagasem  I Wayan Geredeg kini kembali menelorkan gagasannya untuk memaksimalkan menggarap potensi kerajinan tenun melalui rintisan lembaga pendidikan dan pelatihan. Menurut Ka. Bag Humas Protokol Drs. I Putu Arawa, S.Ag, M.Si , (21-4-2014), ide tersebut mengantisipasi adanya siswa-siswi yang tidak melanjutkan ke jejang pendidikan tinggi  karena terbentur biaya atau kurang mampu.
Dengan merintis pelatihan SDM berpendidikan untuk menguasai tehnik kerajinan tenun, kedepan bisa ditumbuhkan pionir-pionir  baru di bidang kerajinan tersebut yang selama ini biasanya dikuasai  oleh SDM kurang berpendidikan sehingga sulit mengalami kemajuan. Sejauh ini potensi tenun Karangasem yang menjadi salah satu jenis kearifan lokal indi-genius baik kain tenun jenis endek, tenun cagcag maupun tenun rangrang. Dari segi hasil produksi Karangasem memiliki potensi tenun endek khas Sidemen,  kain tenun  geringsing dan kain tenun warna alam bebali Seraya.
Produksi kain endek yang dibuat dengan tehik  tenun ikat, sedangkan  pembuatan tenun cag-cag mirip dengan  pembuatan kain songket. Perbedaannya dengan prduksi daerah lain adalah terletak pada corak dan warnanya terutama kain tenun rang-rang. Teknik pembuatan maupun corak tenun rang-rang ini sama sekali tak bisa ditemukan di daerah lain di Indonesia. Bahan yang digunakan pun khas. Tenun cag-cag dan endek dibuat  dari katun. Sementara kain tenun rang-rang dibuat dari benang rayon.
Dikatakan, pengembangan berbagai rupa kain tenun ini bukan saja akan membawa kemakmuran bagi masyarakarnya tetapi juga memajukan perekonomian daerah. Bahkan  kain tenun Bali kini sudah memiliki pasar tersendiri dan banyak dicari oleh wisatawan lokal maupun turis mancanegara. Sementara kain tenun rang-rang kini juga sedang naik daun. Menurut  perajin I Wayan Suartana, Ketua Aspek (Asosiasi Perajin Kecil) Bali, harga produk tenun khas Bali cukup bersaing dan prospekya relatif bagus. Kain tenun rang-rang biasa dijual sekitar Rp 600 ribu per lembar (120 cm X 200 cm). Kain endek  dengan ukuran yang sama bisa laku Rp 500 ribu. Kain tenun cag-cag dengan ukuran yang lebih kecil bisa berharga sekitar Rp 2 juta per lembar.
Menurut Putu Arnawa, Bupati Wayan Garedeg tak hanya ingin melihat kain tenun Karangasem berkembang karena terus meningkatnya  permintaan pasar. Tetapi kualitas kainnya pun harus meningkat,. Oleh karenanya melalui Dinas Perindustrian  dan Perdagangan Kabupaten Karangasem nantiya diharapkan lahir  sebuah lembaga pendidikan da pelatihan tenun. Multi player efek lembaga pendidikan tersebut  nantinya akan dapat meningkatkan keahlian dan ketrampilan para penenun, yang pada gilirannya juga akan membuat kualitas produksi para penenun meningkat serta mendorong lahirnya  pengusaha-pengusaha tenun baru.
Potensi tersebut hendak dijadikan sebagai lahan bisnis yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, jelas Arnawa mengutip Bupati  Garedeg. Diyakini, pengembangan sektor industri kerajinan di Bali memiliki masa depan yang cerah dan bersinergi dengan  perkembangan sektor pariwisata. BUD-MB