Tabanan (Metrobali.com)-

Pemerintah Kabupaten Tabanan tidak hanya komit membangun bidang pertanian dalam arti luas. Seni dan budaya pun diberikan sentuhan. Buktinya, beberapa seni tari dan tabuh terus dibina dan dilestarikan.  

Pada era Bupati N. Adi Wiryatama berhasil menampilkan tarik Cak Klosal  dengan melibatkan penari lebih dari lima ribu orang. Dan pada kepemimpinan Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti, berhasil mempersembahkan tari pendet tidak kurang dari 519 orang. Terhadap komitmen Pemkab Tabanan itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti bersama pejabat penting didaulat ikut menandatangani prasasti “ World Culture Forum” di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar, Senin (25/11)  malam. Ikut didaulat menandatangani prasasti malam mantan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama.

Pada acara seni dan budaya yang digelar Kementrian Pendidikan Nasional tersebut, pejabat yang ikut menandatangani prasasti antara lain, Menteri Pendidikan Nasional, M. Nuh, Menteri  Koordinator Bidang Kesejateraan Rakyat HR. Agung Laksono dan pejabat penting lainya serta pemerhati seni serta seniman nasional. Ada lima belas pejabat dan pihak yang komit terhadap seni dan budaya yang menandatangai prasasti malam yang bertajuk “ World Musik Ethnic Festival”.

Pada malam itu tampil sepuluh kelompok seni. Mereka datang dari sepuluh Negara seperti, Jepang, Rusia, Australia, Indonesia, Korea, Iran, Afrika, Cina, India dan USA.

Mendiknas M. Nuh pada kesempatan itu memberikan apresisasi terhadap event tersebut. Karena kegiatan tersebut merupakan World Culture Forum. Festival Film, budaya dan music merupakan bagian seni yang bisa mempersatukan beberapa Negara di dunia. “Kita memberikan apresiasi positif terhadap event ini, karena merupakan kegiatan yang memberikan tempat yang begitu penting bagi pelaku dan penikmat seni dan budaya,” ujarnya.

Sementara itu Menko Kesra, HR. Agung Laksono pada kesempatan mengungkapkan, gelaran seni dan budaya tersebut sebuah bukti kalau seni dan budaya mampu menjalin hubungan yang harmonis antara negara-negara di dunia yang memiliki kepedulian yang sama terhadap seni dan budayanya. Music kata dia mengandung nilai dan norma dalam aktifitas budaya. “Musik merupakan media untuk mengkomunikasikan seni dan budaya satu daerah dengan daerah lain dan satu Negara dengan Negara lain didunia,”ujarnya.

Music kata Agung Laksono, bukan hanya sekadar sebuah hiburan dan aktifitas artistik, tapi juga sebagai media ajar norma, seni dan budaya dari generasi ke generasi.   

Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat jati diri suatu bangsa, bangun karakter bangsa dan mengharmonisasi hubungan internasional. Oleh karenanya, musik sebagai kekayaan intelektual mesti dilindungi. “Oleh karenanya kita semua harus secara bahu membahu ikut memberantas kegiatan pembajak hasil karya seni dalam bentuk apa pun. Karena kegiatan itu akan merugikan seniman,”ujarnya.

Dalam pergaulan  global ini, musik diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. EB-MB