Klungkung (Metrobali.com)-

Setelah mengenalkan pola tanam dengan system Tabela (Tanam Benih Langsung), kini para petani di Kabupaten Klungkung dikenalkan lagi system pola tanam dengan berbagai keunggulannya. Pola tanam tersebut dikenal dengan istilah SRI. SRI atau System of Rice Intensification adalah suatu model budidaya padi secara intensif dan efesien, dengan manajemen yang berbasis pada pengelolaan lahan/tanah, air dan tanaman.

Penerapan pola tanam ini, Senin (30/4/2012)  langsung dikomando Bupati Klungkung I Wayan Candra, di subak Dlod Bakas, Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan. Bupati Candra didampingi Wakil Bupati Tjokorda Gede Agung, Ketua DPRD, A.A. Gde Anom serta unsur Muspida melakukan penanaman padi bersama anggota subak setempat.

Pola tanam ini dalam system kerjanya yakni menanam langsung bibit padi tersebut. Bibit ini ditanam pada pola garis-garis yang telah dibuat sebelumnya menggunakan caplak (alat yang dibuat dari kayu) dengan jarak tanam sekitar 30 cm. Penerapan pola tanam padi dengan system SRI pada dasarnya memiliki banyak perbedaan serta keunggulan dengan system tanam konvensional.

Salah satu keunggulan yang didapat adalah dalam penggunaan benih, dimana dengan pola konvensional benih yang dibutuhkan tiap hektarnya mencapai 30-40kilogram, namun dengan system SRI ini para petani cukup mengeluarkan benih sebanyak 5-7kilogram tiap hektarnya.

Disamping memiliki perbedaan hasil lebih banyak tiap hektarnya yakni sekitar 6,15 kwintal, dalam proses pemupukan juga lebih efesien yakni lebih banyak menggunakan pupuk organik dibandingkan pupuk kimia yang sering digunakan dalam system konvensional.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Klungkung, Wayan Muliarta, pola tanam dengan system SRI merupakan system yang ramah lingkungan. Selain penghematan benih dan hasil yang didapat lebih banyak, juga dapat menyuburkan tanah karena pola tanam ini lebih banyak menggunakan pupuk organik. Sementara itu, Bupati Klungkung I Wayan Candra seusai melakukan penanaman menyambut baik pola tanam yang dikenalkan kepada petani ini.

Bupati berharap, pola tanam ini dapat diterapkan dan dilaksanakan oleh para anggota subak tersebut sehingga nantinya mampu meningkatkan hasil dari para petani itu sendiri. “Saya harap pola ini benar-benar diterapkan, sehingga mampu meningkatkan hasil dari petani itu sendiri,”ucap Bupati Candra.

Sementara, pada kesempatan ini juga diserahkan bantuan berupa 30 unit traktor, bibit padi serta pupuk kepada 29 subak di Kabupaten Klungklung. Sementara salah satu anggota DPRD Klungkung yang juga sebagai sekretyris Komisi B, Buda Parwata menilai kalau munculnya berbagai pola dan system baru hanya mengejar proyek semata.

Pihaknya berharap Dinas Pertanian mencoba satu system atau pola tanam di Klungkung yang terbaik. System ini lah yang nantinya diperkenalkan kepada petani. Dan bila perlu terus dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. “Jangan baru sebulan atau semusim sudah diganti dengan system baru,” kritik Budha. “Cari satu system yang teruji di Klungkung beru dikenalkan ke petani,” pintanya.SUS-MB