Bupati Badung Nyoman Giri Prasta menyampaikan presentasi calon penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 2021 secara virtual di Rumah Jabatan Bupati Badung, Senin  (18/10).

Mangupura (Metrobali.com)-

Bupati Badung Nyoman Giri Prasta mengikuti wawancara dan presentasi calon penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 2021 dan Kabupaten Badung berkesempatan masuk dalam daftar calon penerima. Acara ini berlangsung virtual di Rumah Jabatan Bupati Badung, Senin  (18/10) dimana Bobby F sebagai Moderator, dan M Alfan Alfian, Siti Zuhro serta Nunus Supardi sebagai tim penilai. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikburistek untuk setiap daerah bertujuan untuk melakukan penilaian dalam tahap presentasi dan wawancara guna mendapatkan top lembaga. Turut hadis Kadis Kebudayaan Badung I Gede Eka Sudarwitha, Kadis Kominfo Badung IGN Gede Jaya Saputra dan Kabag Prokompim Badung Made Suardita.

Dalam paparannya Bupati Giri Prasta mengatakan kesinambungan program pemerintah Kabupaten Badung diwujudkan dengan pengarusutamaan budaya dalam kegiatan pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan dengan pendekatan langsung, pendekatan transmisi serta pendekatan keteladanan. Kami di Badung selalu memberdayakan lembaga adat dan lembaga tradisional, serta melakukan pelestarian kesenian dan memfasilitasi kegiatan ibadah masyarakat. Kami juga memberikan insentif dan hibah dana motivasi kepada sanggar, insentif perbulan kepada tokoh agama, tokoh ada dan pengurus subak. Serta kami selalu mendorong kreativitas generasi muda secara rutin dengan memberikan bantuan dana kreativitas dan bantuan peralatan kesenian. Dan memberikan santunan kematian, santunan penunggu pasien dan santunan lansia. Karena di Badung kami memiliki motto “Perang Puputan Badung” dan Kabupaten Badung “Cura Dharma Raksaka”.

Pihaknya berkomitmen sepenuhnya dengan prinsip adalah Badung boleh maju, jangan sampe kemajuan Badung itu menggerus akar budaya yang ada di Kabupaten Badung dan komitmen kami setiap tahunnya di atas 10% dianggarkan di APBD untuk bidang kebudayaan itu sendiri. Semua lini kita perhatikan, karena kita melihat juga pola pembangunan nasional semesta berencana point ke 4 yaitu adat, agama, seni dan budaya. Dan di masa pandemi ini, semua bidang itu terkena dampaknya, secara ekonomi terkena kontraksi maka bidang budaya ini pun mengalami persoalan. Paling tidak kami memiliki warga masyarakat Kabupaten Badung ini tidak keluar dari akar budaya, sehingga kegiatan adat, seni dan budaya. Kami akan tetap menguatkan pelestarian adat, seni dan budaya di Kabupaten Badung ini dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi regulasi UUD 1945 dan termasuk Undang- Undang berkaitan dengan adat, seni dan budaya.

Pihaknya juga mengatakan kami di Kabupaten Badung juga membantu membangun sarana dan prasarana fisik baik banjar sebagai kegiatan sosial dan adat masyarakat, bantuan pembangunan sarana ibadah umat beragama baik itu Pura,Masjid, Gereja dan Wihara. Karena di Badung termasuk di Bali ini sangat terkenal dengan toleransi antar umat beragamanya. Karena kita di badung melaksanakan konsep yang sejati-jatinya yaitu Indonesia Raya yang isinya adat, agama, tradisi dan budaya maka harus mengedepankan Bhineka Tunggal Ika. Kaitan pandemi ini dengan budaya di Kabupaten Badung kami pastikan tidak ada dampak terhadap budaya yang kami miliki, karena budaya ini sudah terpatri di dalam sanubari kami dari seluruh warga masyarakat kami yang ada di Kabupaten Badung ini. Ketika kemarin kami melaksanakan event budaya dilakukan secara virtual ataupun dilakukan secara berkelompok tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak untuk tetap mengingatkan masyarakat Badung ini akar budayanya.

Sumber : Humas Pemkab Badung

.